Pertumbuhan QRIS Tembus 145 Persen, Bukti Warga RI Makin Doyan Cashless 

2 hours ago 2

Rabu, 17 September 2025 - 20:52 WIB

Jakarta, VIVA – Tren pembayaran digital semakin menguat di Indonesia, seiring dengan gaya hidup masyarakat yang kian terbiasa dengan transaksi non-tunai. Teknologi finansial yang berkembang pesat membuat aktivitas ekonomi berjalan lebih cepat dan efisien. 

Khususnya, lewat pemanfaatan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Bank Indonesia (BI) melihat momentum ini sebagai peluang strategis untuk memperkuat ekosistem ekonomi dan keuangan digital nasional.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menegaskan bahwa digitalisasi sistem pembayaran telah memberi dampak nyata bagi pertumbuhan ekonomi. 

“Kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital pada Agustus 2025 tetap berlangsung dengan baik didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal,” ujarnya pada Rabu, 17 September 2025.

Data BI menunjukkan, volume transaksi pembayaran digital pada Agustus 2025 mencapai 4,43 miliar atau tumbuh 39,79% (yoy). Pertumbuhan ini disokong oleh berbagai instrumen, termasuk aplikasi mobile, internet banking, serta QRIS yang mencatat lonjakan signifikan hingga 145,07% (yoy). 

Peningkatan QRIS dipacu oleh semakin banyaknya pengguna dan merchant yang mengadopsi metode pembayaran ini, baik untuk kebutuhan sehari-hari maupun transaksi usaha.

Selain QRIS, infrastruktur pembayaran digital juga menunjukkan kinerja positif. “Volume transaksi ritel yang diproses melalui BI-FAST mencapai 398,65 juta transaksi atau tumbuh 27,54% (yoy) dengan nilai transaksi menyentuh Rp967,29 triliun pada Agustus 2025," jelasnya.

Sementara itu, transaksi bernilai besar yang diproses lewat BI-RTGS mencapai 876,89 juta dengan nilai Rp17.170,27 triliun. Dari sisi uang tunai, BI tetap memastikan distribusi berjalan lancar. 

Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) tumbuh 12,14% (yoy) menjadi Rp1.180,49 triliun. Stabilitas ini turut memperkuat kepercayaan publik terhadap sistem pembayaran nasional.

"Ke depan, Bank Indonesia akan terus memastikan ketersediaan, keandalan, dan keamanan infrastruktur SPBI, baik ritel maupun wholesale, serta infrastruktur sistem pembayaran industri.”

BI juga terus mendorong adopsi teknologi baru, termasuk pemanfaatan Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP), yang semakin meningkatkan interkoneksi antarpelaku dalam ekosistem keuangan digital. 

Dengan struktur industri yang sehat, integrasi sistem pembayaran semakin kokoh, memberikan ruang inovasi yang lebih luas bagi pelaku usaha maupun konsumen.

Secara keseluruhan, lonjakan QRIS dan meningkatnya transaksi digital mencerminkan pergeseran perilaku masyarakat menuju cashless society. BI optimistis, transformasi sistem pembayaran ini akan memperkuat ketahanan ekonomi nasional sekaligus memperluas inklusi keuangan di seluruh Indonesia.

Halaman Selanjutnya

Sementara itu, transaksi bernilai besar yang diproses lewat BI-RTGS mencapai 876,89 juta dengan nilai Rp17.170,27 triliun. Dari sisi uang tunai, BI tetap memastikan distribusi berjalan lancar. 

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |