VIVA – Polytron Superliga Junior 2025 kembali menghadirkan cerita menarik di Kudus, Jawa Tengah. Turnamen beregu junior bergengsi ini tak hanya jadi ajang unjuk gigi bagi pebulutangkis muda Indonesia, tapi juga magnet bagi negara lain. Tahun ini, Filipina dan Amerika Serikat untuk pertama kalinya ikut merasakan kerasnya persaingan menuju titel kampiun.
Head of Development Philippine Badminton Association, Melvin Nubla, menyebut keikutsertaan timnya di Kudus sebagai momen bersejarah. Banyak pemain muda Filipina yang baru pertama kali mencicipi atmosfer turnamen internasional.
"Polytron Superliga Junior 2025 adalah turnamen luar biasa karena memberikan banyak hal positif bagi atlet muda. Berbeda dengan turnamen individu, jika kalah langsung pulang, di turnamen beregu seperti ini setiap pemain memiliki kesempatan banyak bertanding. Selain itu, mereka juga bisa beradaptasi, belajar, dan melihat standar permainan internasional,” ujar Melvin.
Namun, tantangan langsung terasa. Di sektor U-17 putri, Filipina yang tergabung di Grup A harus menelan tiga kekalahan beruntun atas PB Djarum, Granular (Thailand), dan Gideon Badminton Academy (Indonesia).
Sementara di sektor U-19 putri, mereka sempat meraih kemenangan atas tim Polandia meski sebelumnya kalah dari PB Djarum dan Banthongyord Thailand.
“Terus terang, level permainan tim-tim dari Indonesia jauh di atas kami, tetapi kami justru menjadikannya sebagai pelajaran berharga. Indonesia punya gaya main komplet: cepat, lincah, punya strategi, bukan sekadar power. Ini yang ingin kami tiru di Filipina," lanjut Melvin.
Salah satu pemain U-17 Filipina, Nica Ysabel Gulpany yang baru berusia 14 tahun, juga mengaku banyak belajar meski timnya belum meraih hasil maksimal.
“Saya bisa melihat langsung gaya main berbeda dari tiap negara. Rasanya masih jauh dari level mereka, tapi saya masih sangat muda dan akan berusaha keras untuk terus meningkatkan kemampuan bermain,” tutur Nica.
Amerika Serikat Cari Pengalaman
Tidak hanya Filipina, Amerika Serikat juga mengirimkan wakil melalui Global Badminton Academy. Manager sekaligus pelatih, Eti Gunawan, menyebut Polytron Superliga Junior sebagai ajang berharga untuk mengukur kualitas anak asuhnya sebelum tampil di Kejuaraan Dunia Junior di India, Oktober mendatang.
"Di AS, pembinaan usia muda sudah berjalan, tapi jumlah pemain kami terbatas sehingga kadang ada atlet yang main rangkap single dan double. Di Polytron Superliga Junior 2025 para pemain bisa belajar bertanding dengan format beregu yang ketat, mengenal strategi, dan membangun mental juang. Bagi kami, ini adalah simulasi berharga jelang Kejuaraan Dunia Junior di India," kata Eti.
Pemain U-19 putri AS, Zoey Tan, juga merasa termotivasi setelah bisa bertanding di Indonesia.
"Saya datang ke Indonesia karena ingin mendapatkan pengalaman pertama bertanding di Asia. Di sini levelnya tinggi sekali, terutama tim-tim dari Indonesia dan Thailand. Namun, itu akan jadi motivasi untuk saya berlatih lebih keras. Negara-negara Asia, termasuk Indonesia, sangat kuat di level junior. Bagi saya mereka jadi inspirasi," ujar Zoey.
AS membuka langkah dengan manis setelah mengalahkan PB Power Rajawali 4-1. Selanjutnya mereka akan menantang Malaysia, sebelum bertemu PB Djarum.
Lebih Kompetitif
Technical Advisor PB Djarum, Hendrawan, menyebut hadirnya negara-negara baru membuat persaingan semakin kompetitif.
“Jarang ada turnamen beregu di level junior, apalagi untuk kelompok usia belia. Fakta itu membuat Polytron Superliga Junior dengan mudah mendapat perhatian lebih oleh negara-negara yang ingin atletnya menjajal persaingan di turnamen beregu. Buat PB Djarum, turnamen ini dapat memberikan manfaat untuk belajar sejak dini tentang arti kebersamaan, strategi tim, dan tanggung jawab,” kata Hendrawan.
Atlet PB Djarum U-17 putri, Jane Maira Faiza, juga merasakan atmosfer berbeda saat bermain beregu. Timnya sukses memenangi tiga laga, termasuk kemenangan telak 5-0 atas New Taipei High School (Taiwan).
“Kalau main individu, kita tanggung jawab sendiri. Tetapi kalau beregu, rasa tegangnya beda karena kita bawa nama tim. Jadi kalau ada teman yang kalah, kita harus saling support, bukan menyalahkan. Hal itu yang saya pelajari di turnamen ini. Sejauh ini, kami masih konsisten meraih kemenangan, semoga kami bisa terus mempertahankannya,” ujar Jane.
Polytron Superliga Junior 2025 berlangsung di GOR Djarum Kudus mulai 15 hingga 21 September 2025. Turnamen ini terbuka untuk umum dan gratis bagi penonton.
Halaman Selanjutnya
“Saya bisa melihat langsung gaya main berbeda dari tiap negara. Rasanya masih jauh dari level mereka, tapi saya masih sangat muda dan akan berusaha keras untuk terus meningkatkan kemampuan bermain,” tutur Nica.