Jakarta, VIVA – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar melaporkan, kondisi sektor jasa keuangan Indonesia masih terjaga stabil, didukung dengan kondisi ekonomi global yang juga terpantau kian membaik.
Hal itu disampaikannya dalam telekonferensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) September 2025, yang telah digelar OJK pada tanggal 1 Oktober 2025.
Mahendra mengatakan, kondisi ekonomi global yang kian membaik itu salah satunya dapat dilihat dari OECD, yang merevisi pertumbuhan ekonomi global menjadi lebih kuat dari perkiraan sebelumnya di awal tahun.
"Sementara tensi perang dagang dan geopolitik juga dalam tren menurun, meskipun ada kemungkinan bisa bergejolak kembali," kata Mahendra dalam telekonferensi RDKB September 2025, Kamis, 9 Oktober 2025.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar.
Photo :
- Raden Jihad Akbar/VIVA.
Dia pun melaporkan pantauan OJK atas situasi global terkini. Mahendra mengatakan, kinerja perekonomian Amerika Serikat (AS) relatif stabil dengan pertumbuhan PDB yang relatif tinggi, meskipun pasar tenaga kerja melemah dan inflasi masih terus persisten.
Selain itu, dimulainya siklus penurunan Fed Fund Rate (FFR) juga telah dilakukan pada September 2025, yang turun sebesar 25 basis points (bps) dan diperkirakan masih akan berlanjut.
Sementara pantauan terhadap China, Mahendra menyampaikan bahwa moderasi masih berlanjut dengan rilis beberapa indikator utama, baik di sisi permintaan maupun penawaran yang berada di bawah ekspektasi pasar. Sementara di Eropa, indikator perekonomian terpantau stagnan pada beberapa negara.
"Perkembangan-perkembangan itu turut mendukung risk on investor global, sehingga pasar saham global cenderung menguat," ujar Mahendra.
Sementara untuk kondisi di dalam negeri, Bos OJK itu memastikan bahwa kinerja perekonomian domestik tetap terjaga dengan Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur yang berada di zona ekspansi, dan surplus neraca perdagangan yang tercatat meningkat.
"Namun, perlu dicermati bahwa perkembangan permintaan domestik masih perlu didorong, seiring dengan moderasi inflasi, indeks kepercayaan konsumen, serta tingkat penjualan retail, semen, dan kendaraan," ujarnya.
Jangan Sampai Tertipu! Kenali 5 Ciri Investasi Palsu yang Perlu Anda Waspadai
Banyak tawaran investasi palsu bermodus cuan cepat tanpa risiko. Kenali 5 cirinya berikut ini!
VIVA.co.id
7 Oktober 2025