Israel-Hamas Sepakat Bebaskan Sandera dalam 72 Jam: 20 Warga Israel Ditukar 2.000 Tahanan Palestina

4 hours ago 3

Kamis, 9 Oktober 2025 - 16:54 WIB

Kairo, VIVA – Israel dan Hamas telah menyepakati fase pertama gencatan senjata Gaza yang bertujuan untuk mengakhiri genosida Israel yang telah menewaskan puluhan ribu orang, meratakan wilayah Palestina, dan memicu krisis kemanusiaan besar.

Kesepakatan tersebut, yang akan ditandatangani pada hari Kamis, 9 Oktober 2025, mencakup pembebasan tawanan Israel dan tahanan Palestina serta lonjakan bantuan ke Gaza yang terkepung setelah lebih dari dua tahun genosida.

Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, akan membebaskan semua tawanan sementara Israel akan menarik pasukannya kembali ke garis yang disepakati, kata Presiden AS Donald Trump setelah perundingan di Mesir mengenai rencana perdamaian 20 poinnya menghasilkan kesepakatan.

Israel membebaskan 39 tahanan sandera Palestina selama gencatan senjata

Photo :

  • AP Photo/Mahmoud Illean

Hamas akan menukar 20 tawanan hidup dengan hampir 2.000 tahanan Palestina sebagai bagian dari fase pertama kesepakatan, kata seorang sumber di dalam kelompok perlawanan tersebut kepada kantor berita AFP.

Pertukaran tersebut akan berlangsung dalam waktu 72 jam setelah implementasi perjanjian, yang diperkirakan akan ditandatangani pada hari Kamis, kata sumber yang mengetahui negosiasi tersebut.

Para tawanan akan dibebaskan dengan imbalan 250 warga Palestina yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup dan 1.700 lainnya yang diculik oleh Israel, termasuk anak-anak dan perempuan, sejak genosida dimulai, tambah sumber tersebut.

Untuk setiap tawanan Israel yang jenazahnya dibebaskan, Israel akan melepaskan jenazah 15 warga Palestina yang telah meninggal dari Gaza, sesuai dengan rencana Trump.

Sebuah pernyataan dari kelompok perlawanan Palestina, Hamas, di Telegram mengindikasikan bahwa mereka telah "menyerahkan daftar tahanan Palestina" kepada Israel, sesuai dengan kriteria perjanjian gencatan senjata.

Hamas mengatakan pihaknya "menunggu kesepakatan akhir mengenai nama-nama tersebut" sebelum mengumumkannya secara publik.

Hamas mengonfirmasi bahwa mereka telah mencapai kesepakatan untuk mengakhiri genosida, dengan mengatakan bahwa kesepakatan tersebut mencakup penarikan Israel dari wilayah kantong tersebut dan pertukaran sandera-tahanan. Namun, kelompok tersebut meminta Trump dan negara-negara penjamin untuk memastikan Israel sepenuhnya menerapkan gencatan senjata, tambahnya dalam sebuah pernyataan.

Hamas mengatakan sebelumnya pada hari Rabu bahwa mereka telah menyerahkan daftar tawanan yang ditahannya dan daftar tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel yang ingin ditukar.

Daftar warga Palestina yang ingin dibebaskan Hamas diperkirakan mencakup beberapa tahanan paling terkemuka yang pernah diculik dan dipenjara oleh Israel, yang pembebasannya sebelumnya tidak mungkin dilakukan dalam gencatan senjata sebelumnya.

Menurut sumber Palestina yang dekat dengan perundingan tersebut, daftar tersebut mencakup Marwan al-Barghouti, seorang pemimpin gerakan Fatah, dan Ahmed Saadat, kepala Front Populer untuk Pembebasan Palestina. Keduanya menjalani beberapa hukuman seumur hidup.

Sementara itu, Hamas memuji upaya Qatar, Mesir, dan Turki serta AS yang bertujuan untuk mengakhiri genosida Israel di Gaza.

"Kami sangat menghargai upaya saudara-saudara dan mediator kami di Qatar, Mesir, dan Turki, dan kami juga menghargai upaya Presiden AS Donald Trump yang bertujuan untuk mengakhiri perang sepenuhnya dan mencapai penarikan penuh pendudukan dari Jalur Gaza," kata Hamas dalam sebuah pernyataan.

Hamas mendesak Presiden Trump, negara-negara penjamin, dan semua pihak terkait untuk memastikan bahwa Israel sepenuhnya mematuhi kewajibannya berdasarkan perjanjian tersebut.

"Kami memberi penghormatan kepada orang-orang hebat kami di Jalur Gaza, di Yerusalem dan Tepi Barat, dan di seluruh tanah air kami dan diaspora, yang telah menunjukkan kehormatan, keberanian, dan kepahlawanan yang tak tertandingi — dalam menghadapi proyek-proyek pendudukan fasis yang menargetkan mereka dan hak-hak nasional mereka. Pengorbanan dan pendirian teguh ini telah menggagalkan rencana-rencana pendudukan Israel untuk penaklukan dan penggusuran.

"Kami menegaskan bahwa pengorbanan rakyat kami tidak akan sia-sia, dan bahwa kami akan tetap setia pada janji kami — tidak pernah mengabaikan hak-hak nasional rakyat kami hingga kebebasan, kemerdekaan, dan penentuan nasib sendiri tercapai," tambah pernyataan itu.

Bendera Israel.

Gubernur DKI, Muhammadiyah, DPR hingga MUI Kompak Tolak Atlet Israel ke Jakarta

Gelombang penolakan terhadap kehadiran atlet Israel di Kejuaraan Dunia Senam 2025 di Jakarta semakin meluas. Gubernur DKI, Muhammadiyah, DPR, dan MUI kompak menolak

img_title

VIVA.co.id

9 Oktober 2025

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |