Jakarta, VIVA – Mobil yang terendam banjir tidak hanya mengalami kerusakan mekanis, tetapi juga meninggalkan masalah lain yang sering kali membuat pemiliknya frustrasi, yakni bau tak sedap di dalam kabin.
Air kotor yang masuk ke interior membawa lumpur, kotoran, dan bakteri yang dapat bertahan lama jika tidak ditangani dengan benar.
Bahkan setelah mobil dicuci, bau khas banjir bisa tetap bertahan, terutama jika proses pengeringannya kurang maksimal.
Banjir Rendam Grand Galaxy City Bekasi, Sejumlah Mobil Terendam
Photo :
- Tangkapan layar media sosial
Oktavianus Sudarmaji, private detailer dari Mobster Auto Care menyampaikan bahwa bau mobil bekas banjir bukan hanya berasal dari kotoran yang terlihat, tetapi juga dari bagian dalam kendaraan yang masih menyimpan sisa air kotor.
Jika tidak dibersihkan secara menyeluruh, bau ini bisa kembali muncul meskipun tampilan luar mobil terlihat bersih.
"Kalau cuma dicuci biasa, memang terlihat bersih di luar, tapi di dalamnya masih banyak kotoran yang nyelip. Peredam, karpet, dan jok berbahan fabric itu biasanya sering jadi sumber bau karena air kotor terjebak di dalamnya," ujarnya saat dihubungi VIVA.
Menurutnya, bannyak orang mengira bahwa mencuci mobil sudah cukup untuk menghilangkan bau banjir.
Padahal, proses yang benar harus mencakup pembersihan hingga ke bagian terdalam, pemberian antibakterial, serta pengeringan total sebelum komponen interior dipasang kembali.
"Setelah semua dicuci bersih, kami kasih antibakterial supaya bakteri dari air banjir benar-benar mati. Nah, setelah itu kami pastikan semua kering sebelum dipasang lagi ke mobil," kata Okta.
Proses pembersihan awal biasanya memakan waktu sekitar dua hari, mencakup pembongkaran interior, pencucian jok, pembersihan karpet peredam, serta memastikan tidak ada kotoran tersisa.
Namun, tantangan sebenarnya terletak pada tahap pengeringan, yang bisa memakan waktu lebih lama.
Tahap pengeringan menjadi salah satu faktor penentu apakah mobil akan benar-benar terbebas dari bau banjir atau tidak.
Ia menambahkan, jika masih ada kelembapan yang tersisa di dalam jok atau peredam, bau tak sedap bisa muncul kembali setelah beberapa hari atau bahkan berminggu-minggu.
"Kalau masih ada sisa air di dalam jok atau peredam, itu yang bikin bau balik lagi. Jadi pengeringannya harus benar-benar maksimal," tambah Okta.
Ia pun menuturkan, apabila mobil sudah dikeringkan tetapi masih menimbulkan bau, biasanya bisa menggunakan ionizer atau fogging antibakterial.
Ionizer sendiri sebelumnya banyak digunakan saat pandemi COVID-19 untuk mensterilkan ruangan dan kendaraan.
"Kalau udah kami keringkan nih, ternyata masih ada bau-bau lah. Itu biasanya kami bisa juga pakai Ionizer, yang waktu itu juga digunakan buat fogging saat Covid-19." tutupnya.
Halaman Selanjutnya
Menurutnya, bannyak orang mengira bahwa mencuci mobil sudah cukup untuk menghilangkan bau banjir.