Jakarta, VIVA – Soket USB kini menjadi fitur standar di hampir semua mobil modern. Banyak orang mengira port tersebut bisa digunakan layaknya port USB di laptop atau komputer. Padahal, tidak semua USB port diciptakan sama, dan kesalahan penggunaan bisa berujung pada kerusakan perangkat bahkan risiko keamanan data.
Pada mobil-mobil lama, port USB umumnya hanya berfungsi untuk membaca data dari perangkat seperti flashdisk atau memutar musik. Daya yang dikeluarkan pun sangat kecil, sehingga proses pengisian daya ponsel menjadi sangat lambat. Kini, banyak mobil baru sudah mendukung pengisian cepat berkat USB-C dan teknologi power delivery, namun tetap perlu hati-hati.
Dikutip VIVA Otomotif dari Slahgear, Kamis 23 Oktober 2025, kesalahan umum yang sering terjadi adalah mencolokkan perangkat berdaya besar seperti laptop atau konsol game ke port USB mobil. Perangkat semacam itu membutuhkan daya antara 30 hingga 100 watt, sedangkan port USB mobil umumnya hanya mampu mengalirkan 2,5 hingga 4,5 watt. Akibatnya, bukan hanya pengisian super lambat, tapi juga berpotensi menyebabkan sekring putus.
Beberapa mobil listrik modern seperti Tesla Model X atau Hyundai Ioniq 5 memang memiliki port USB-C berdaya tinggi hingga 27 watt. Namun, itu pun belum cukup aman untuk semua perangkat. Cara terbaik adalah membaca buku manual mobil dan menggunakan colokan 12 volt dengan adaptor khusus untuk perangkat berdaya besar.
Masalah lain muncul saat pengguna mencoba menggunakan USB hub atau splitter pada mobil. Kebiasaan yang umum di laptop ini ternyata berisiko tinggi jika diterapkan pada kendaraan. Sistem kelistrikan mobil tidak dirancang untuk menangani banyak perangkat dari satu port, sehingga bisa menyebabkan kelebihan beban dan merusak port USB.
Port USB mobil yang kelebihan beban bisa menimbulkan efek berantai pada sistem elektronik lainnya. Apalagi jika hub yang digunakan berkualitas rendah atau tidak memiliki pengatur tegangan. Untuk kebutuhan multi-perangkat, lebih aman menggunakan charger multi-port yang terhubung ke soket pemantik rokok 12 volt, bukan ke port USB utama.
Selain itu, risiko keamanan data juga menjadi alasan besar mengapa Anda harus berhati-hati. Banyak pengguna tanpa sadar mencolokkan flashdisk sembarangan ke mobil—terutama pada kendaraan sewaan. Padahal, bisa jadi perangkat itu membawa malware atau program berbahaya yang dapat menyerang sistem infotainment mobil.
Halaman Selanjutnya
Fenomena “juice jacking” yang sering terjadi di bandara atau stasiun pengisian publik juga bisa terjadi di mobil. Sistem infotainment dapat menyimpan data pribadi seperti kontak, riwayat panggilan, dan playlist musik. Jika drive yang digunakan terinfeksi, data Anda bisa terekspos kepada pihak yang tidak bertanggung jawab.