Sri Mulyani Sebut APBN 2024 Mampu Redam Dampak Ketidakstabilan Global Bagi RI

5 hours ago 4

Selasa, 15 Juli 2025 - 12:48 WIB

Jakarta, VIVA – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, membeberkan kinerja APBN 2024 yang menurutnya berhasil menjadi peredam kejut alias shock absorber, di tengah ketidakpastian global yang berdampak pada perekonomian nasional pada tahun lalu.

Hal itu diutarakan Menkeu saat memberikan Tanggapan Pemerintah terhadap Pandangan Fraksi DPR RI atas RUU P2 APBN TA 2024, dalam Rapat Paripurna DPR yang digelar hari ini.

Sri Mulyani mengatakan, ragam dinamika dan tekanan global yang merupakan dampak dari konflik geopolitik pada 2024 lalu, telah menyeret Indonesia untuk ikut merasakan imbasnya secara ekonomi.

Sehingga berbagai sektor perekonomian di dalam negeri juga terdampak, yang menyebabkan ketidakpastian di ranah investasi hingga perdagangan global. Belum lagi dampak El Nino yang mengakibatkan kendala panen, yang secara otomatis mengakibatkan terjadinya lonjakan harga pangan.

"Kondisi demikian membuat para investor di seluruh dunia wait and see, terjadi pelemahan perdagangan, sehingga menyebabkan terganggunya stabilitas perekonomian global," kata Sri Mulyani, Selasa, 15 Juli 2025.

Pelatihan siswa Diktuk Bintara Polwan dan Bakomsus Ketahanan Pangan dan Kesehatan Masyarakat (dok. Istimewa)

Photo :

  • VIVA.co.id/Fajar Ramadhan

Tantangan lainnya datang dari lonjakan harga minyak dunia yang sempat menyentuh hingga US$91,2 per barel, melampaui asumsi APBN sebesar US$80 per barel. Belum lagi Mata Uang Garuda yang terdepresiasi hingga Rp 16.486 per dolar AS, lonjakan inflasi yang sempat menembus 10,3 persen pada Maret 2024, serta pelemahan IHSG yang pernah mampir ke level 6.726.

"Kondisi yang menantang tersebut Alhamdulillah sudah bisa kita lewati, dan perekonomian Indonesia saat ini berangsur pulih," ujar Sri Mulyani.

Meski demikian, Sri Mulyani memastikan bahwa defisit APBN 2024 hanya sebesar 20,7 persen, atau 2,3 persen dari PDB meski ditargetkan hingga 43,7 persen. Posisi itu lebih rendah dari proyeksi sebelumnya yang sebesar 2,7 persen, seiring dengan keseimbangan primer yang nyaris netral.

Menteri Keuangan Sri Mulyani INdrawati dalam konferensi pers APBN KiTA

Photo :

  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Sementara dalam hal penerimaan pajak, pemerintah menurutnya telah kembali berhasil melampaui target selama empat tahun berturut-turut. Kemudian pertumbuhan ekonomi tetap solid di angka 5,03 persen, ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh 4,94 persen, investasi sebesar 4,61 persen, serta inflasi yang berhasil ditekan hingga 1,6 persen atau jauh di bawah target APBN yang sebesar 2,8 persen.

"Ini mencerminkan kombinasi antara fundamental ekonomi yang kita jaga, dan resiliensi atau daya tahan kita dihadapkan pada guncangan yang terus menerus," ujarnya.

Halaman Selanjutnya

"Kondisi yang menantang tersebut Alhamdulillah sudah bisa kita lewati, dan perekonomian Indonesia saat ini berangsur pulih," ujar Sri Mulyani.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |