Usai Banjir Jangan Lengah Dulu, Waspada Ini Penyakit yang Sering Muncul

3 hours ago 1

Senin, 10 Maret 2025 - 19:20 WIB

Jakarta, VIVA – Banjir tidak hanya menyebabkan kerusakan lingkungan seperti tanah longsor dan rusaknya infrastruktur, tetapi juga membawa berbagai masalah kesehatan bagi masyarakat terdampak. Genangan air yang kotor dapat menjadi tempat berkembang biaknya bakteri, virus, dan sumber penyakit lainnya seperti nyamuk yang menyebarkan demam berdarah. 

Banjir dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit karena air yang menggenang seringkali tercemar oleh limbah, bakteri, dan zat berbahaya lainnya. Saat banjir terjadi, sistem drainase dan sanitasi sering terganggu, menyebabkan air kotor bercampur dengan limbah rumah tangga, industri, dan bahkan kotoran hewan serta manusia. Scroll untuk info selengkapnya!

Kondisi ini menciptakan lingkungan yang ideal bagi penyebaran penyakit seperti masalah pada saluran seperti diare, gangguan pernapasan seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), leprospirosis, dan penyakit kulit akibat kontak dengan barang atau lingkungan yang kotor.

"Yang sering adalah diare seperti buang air besar yang cair. Kemudian ada juga ISPA, ada juga penyakit kulit. Yang sering juga adalah lespositrosis atau penyakit karena kencing tikus," ujar Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Pondok Indah Puri Indah, dr. Bonita Effendi, BMedSci, M.Epid, Sp. P.D, dalam wawancara secara daring, Senin 10 Maret 2025.

Ilustrasi sakit diare

Photo :

  • bignai dari Freepik

Masalah kesehatan yang terjadi pasca banjir harus diidentifikasi secara dini agar bisa segera diselesaikan oleh tenaga profesional. Menurut Dokter Bonita, perhatikan lah diri sendiri lalu anggota keluarga yang mengalami sejumlah keluhan kesehatan setelah banjir melanda. 

Biasanya, ditandai dengan demam tinggi yang berlangsung selama beberapa hari. Selain itu, jika ada keluhan pada masalah pencernaan seperti buang air besar terlalu cair dengan frekuensi yang sering maka patut dicurigai sebagai diare.

Setelah banjir, akses air bersih juga masih terhambat sehingga tak jarang membuat korban banjir mengalami dehidrasi. Kondisi ini pun akan membuat tubuh menjadi lemas hingga menurunnya daya tahan tubuh.

Sedangkan masalah pada saluran pernapasan, ditandai dengan gejala seperti batuk, pilek, dan sesak napas.

"Perhatikan apakah keluarga kita ada keluhan demam, gejala saluran pencernaan, apalagi yang frekuensinya lebih dari 3 hari dalam sehari disertai mual dan muntah. Lemas, dehidrasi, perhatikan gejala lainnya seperti batuk pilek, nyeri tenggorokan, sesak napas. Kondisi laainnya adalah nyeri otot dan nyeri sendi. Kalau ada gejala-gejala tersebut, bisa diarahkan ke pelayanan kesehatan," jelasnya.

Selain itu, genangan air yang tidak surut dalam waktu lama setelah banjir menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk, yang dapat menularkan penyakit seperti demam berdarah dan malaria. 

Kurangnya akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi selama banjir juga meningkatkan risiko penyakit menular, terutama di tempat pengungsian yang padat. Oleh karena itu, selain penanganan infrastruktur, upaya pencegahan penyakit dan penyediaan layanan kesehatan yang memadai sangat penting dalam menghadapi dampak banjir.

Halaman Selanjutnya

Setelah banjir, akses air bersih juga masih terhambat sehingga tak jarang membuat korban banjir mengalami dehidrasi. Kondisi ini pun akan membuat tubuh menjadi lemas hingga menurunnya daya tahan tubuh.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |