Jakarta, VIVA – Di era ketika kecerdasan buatan semakin cerdas, senjata makin presisi, dan daya tahan drone melampaui batas manusia, medan perang masa depan tampaknya akan lebih menyerupai permainan video futuristik daripada pertempuran konvensional.
Dunia militer saat ini bukan lagi tentang mengirim pilot ke wilayah berbahaya untuk misi pengintaian atau serangan udara. Kini, peperangan dikendalikan oleh drone—robot terbang tanpa awak yang mampu melayang di udara berjam-jam tanpa lelah, menyerang dengan ketepatan luar biasa, dan mengumpulkan informasi intelijen tanpa menempatkan nyawa dalam risiko.
Berikut ini adalah 10 drone militer paling berbahaya dan canggih di dunia tahun 2025, dilansir aviationa2z. Yang nomor 4 benar-benar mengejutkan!
1. MQ-9 Reaper (Amerika Serikat): Raja Segala Drone Tempur
VIVA Militer: Drone General Atomics MQ-9 Reaper militer Amerika Serikat
MQ-9 Reaper, buatan General Atomics, telah menjadi standar emas dalam dunia drone tempur sejak awal 2000-an. Drone ini bisa terbang hingga ketinggian 15.000 meter dan bertahan di udara selama lebih dari 27 jam.
Dengan kapasitas muatan 1.700 kilogram, MQ-9 Reaper mampu membawa rudal Hellfire dan bom berpemandu laser Paveway II. Kamera multispektralnya sangat tajam—menyaingi hasil jepretan fotografer profesional. Reaper telah beraksi di Timur Tengah dan Afrika, menjadi mata sekaligus palu godam militer AS.
2. RQ-4 Global Hawk (Amerika Serikat): Satelit Mata-Mata di Bawah Atmosfer
VIVA Militer: Drone Angkatan Udara Amerika Serikat, RQ-4 Global Hawk
Dikembangkan oleh Northrop Grumman, RQ-4 Global Hawk dapat terbang lebih dari 30 jam di ketinggian 18.000 meter. Drone ini dilengkapi radar aperture sintetis dan sistem elektro-optik canggih, memungkinkannya beroperasi dalam segala cuaca.
Global Hawk sangat berperan dalam pengintaian medan perang dan bahkan bantuan bencana. Ia dijuluki "mata di langit" yang tak kenal lelah.
3. Bayraktar TB2 (Turki): Drone Murah, Efek Mematikan
VIVA Militer: Drone tempur Bayraktar militer Turki
Bayraktar TB2 telah menjadi bintang di dunia drone karena kombinasi efektivitas dan harga yang terjangkau. Dengan ketinggian operasional 8.200 meter dan waktu terbang 27 jam, TB2 mampu membawa senjata presisi seperti MAM-L dan MAM-C.
Sistem avionik redundan tiga lapis membuatnya tahan terhadap perang elektronik. Drone ini sudah digunakan dalam konflik di Suriah, Libya, dan Nagorno-Karabakh—membuktikan kehebatannya.
4. CH-5 Rainbow (Tiongkok): Monster Langit yang Tersembunyi
Drone CH-4 Rainbow buatan China.
China menyerbu pasar drone global lewat CH-5 Rainbow. Dengan durasi terbang 60 jam dan kapasitas senjata hingga 1.000 kilogram, drone ini dapat mengangkut rudal dan bom berpemandu presisi.
Sensor elektro-optik dan inframerahnya canggih, mampu mendeteksi target dengan akurasi tinggi. CH-5 sudah digunakan di berbagai negara untuk pengawasan perbatasan dan operasi kontra-terorisme. Tak banyak yang tahu, tapi drone ini menjadi kuda hitam dalam perlombaan teknologi militer.
5. Hermes 900 (Israel): Multitasking di Langit
VIVA Militer: Drone tempur Hermes 900 militer India
Hermes 900 buatan Elbit Systems dari Israel punya fleksibilitas luar biasa. Ia bisa terbang di ketinggian 9.000 meter selama 36 jam dan membawa muatan 350 kg.
Selain pengintaian, Hermes 900 cocok untuk patroli maritim dan bantuan kemanusiaan. Radar aperture sintetis dan sistem navigasi otonomnya menjadikannya andalan di segala medan.
6. S-70 Okhotnik (Rusia): Drone Siluman Seperti dari Film Sci-Fi
S-70 Okhotnik, atau "Hunter", adalah drone siluman generasi baru dari Rusia. Dengan desain sayap terbang ala B-2 Spirit, ia sulit dideteksi radar.
Jarak jangkau 6.000 km dan kecepatan nyaris 1.000 km/jam menjadikannya senjata ideal untuk misi penyerangan jarak jauh. Dirancang untuk bekerja berpasangan dengan jet tempur Su-57, Okhotnik akan menjadi lengan kanan serangan Rusia pada 2025.
7. TAI Aksungur (Turki): Maraton Terbang Tanpa Henti
Drone canggih Turki Akinci
TAI Aksungur adalah drone bermesin ganda dengan ketahanan luar biasa: 49 jam di ketinggian 12.000 meter. Bisa membawa 750 kg senjata, termasuk rudal pintar MAM-L dan SOM buatan Roketsan.
Sistem radar dan kamera optik canggihnya cocok untuk pengintaian maritim. Komunikasi satelit menjangkau wilayah di luar batas pandangan biasa.
8. Wing Loong II (Tiongkok): Jawaban China untuk MQ-9 Reaper
VIVA Militer: Drone militer China memasuki wilayah Taiwan
Photo :
- eurasiantimes.com
Wing Loong II adalah jawaban Tiongkok terhadap MQ-9 Reaper milik AS. Bisa terbang di ketinggian 9.000 meter selama lebih dari 20 jam dan membawa hingga 12 senjata udara-ke-darat.
Fitur unggulannya adalah kemampuan otonom berbasis AI yang memungkinkan misi tanpa pengawasan manusia secara langsung. Drone ini sudah digunakan secara luas di konflik Timur Tengah.
9. EADS Barracuda (Jerman & Spanyol): Drone Siluman Eropa
VIVA Militer: Drone MQ-9 Reaper Amerika ditembak jatuh di Yaman
Barracuda adalah proyek drone siluman dari Airbus Defence and Space. Dirancang untuk misi serangan dalam wilayah musuh, drone ini bisa melaju hingga 1.000 km/jam dengan jangkauan lebih dari 3.000 km.
Teknologi jaringan memungkinkan drone ini berkomunikasi dengan jet tempur dan drone lain dalam formasi swarm. Eropa menaruh harapan besar pada Barracuda sebagai tulang punggung pertahanan masa depan.
10. Kratos XQ-58A Valkyrie (Amerika Serikat): Jet Tempur Tanpa Awak
VIVA Militer: Drone pengintai MQ-9B SkyGuardian militer Amerika Serikat
Photo :
- General Atomics Aeronautical
Valkyrie adalah prototipe drone tempur masa depan yang dikembangkan dalam program LCAAT (Low-Cost Attritable Aircraft Technology) milik Angkatan Udara AS.
Menggunakan AI untuk operasi mandiri, drone ini mampu terbang pada kecepatan Mach 0.85 dan menjangkau lebih dari 3.000 km. Dilengkapi ruang senjata internal, Valkyrie bisa membawa rudal udara-ke-udara maupun udara-ke-darat dengan biaya jauh lebih murah dari jet tempur biasa.
Masa Depan Peperangan Dikendalikan dari Jarak Jauh
Melihat jajaran drone militer paling mematikan di atas, satu hal jadi jelas: medan perang modern semakin bergeser dari kontak fisik menjadi permainan strategi jarak jauh.
Drone-drone ini mengubah cara bertempur—mengandalkan presisi, efisiensi, dan teknologi tinggi. Dengan AI makin pintar dan ketahanan makin luar biasa, konflik masa depan tak akan lagi diwarnai heroisme para pilot, melainkan oleh keputusan dingin yang diambil dari ruang kendali ber-AC.
Pertanyaannya tinggal satu: akankah sejarah masa depan ditulis oleh manusia… atau oleh drone-drone yang mereka ciptakan?
Halaman Selanjutnya
Source : Military.com