Jakarta, VIVA – Teknologi kecerdasan buatan (AI) kini memasuki babak baru. Jika beberapa tahun lalu AI masih dianggap sekadar alat bantu, pada 2026 AI generatif diramalkan akan menjadi bagian penting dari kehidupan dan pekerjaan sehari-hari manusia.
Mesin yang mampu menghasilkan teks, gambar, video, hingga kode kini digunakan tidak hanya oleh perusahaan besar, tetapi juga individu untuk belajar, meneliti, bahkan menemani aktivitas harian.
Walaupun membawa banyak peluang, kemajuan ini juga memunculkan tantangan, mulai dari isu hak cipta, bias data, hingga kekhawatiran hilangnya lapangan kerja. Meski begitu, potensi AI generatif untuk mempercepat produktivitas dan memperluas kapasitas manusia terlalu besar untuk diabaikan.
Nah, berikut sepuluh tren AI generatif yang diperkirakan akan membentuk tahun 2026, sebagaimana dilansir dan dirangkum dari berbagai sumber, pada Rabu, 15 Oktober 2025.
Ilustrasi sedang bekerja.
Photo :
- freepik.com/tirachardz
1. Video Generatif Semakin Matang
AI kini mulai mengubah cara industri hiburan bekerja. Serial asal Argentina berjudul El Eternauta yang tayang di Netflix menggunakan teknologi generatif untuk memangkas waktu dan biaya produksi animasi serta efek visual. Tahun 2026, diramalkan akan menandai era di mana film dan acara televisi besar semakin banyak mengandalkan AI dalam proses kreatifnya.
2. Keaslian Jadi Kunci
Di tengah banjir konten hasil AI, baik individu maupun merek akan mencari cara baru untuk menampilkan keaslian dan pengalaman manusia yang nyata. Nah, pembuat konten yang mampu menghadirkan sentuhan manusia akan menonjol di antara lautan informasi otomatis.
3. Dilema Hak Cipta
Perdebatan soal penggunaan karya berhak cipta sebagai bahan pelatihan model AI akan semakin intens. Para seniman, musisi, dan penulis menganggap penggunaan karya mereka tanpa izin sebagai bentuk pencurian. Di sisi lain, pengembang AI membutuhkan data manusia untuk mengajarkan mesin meniru kreativitas tersebut. Tahun 2026 diramalkan akan dipenuhi dengan gugatan hukum dan upaya regulasi untuk mencari keseimbangan antara inovasi dan perlindungan hak cipta.
4. Chatbot Agen, dari Reaktif ke Proaktif
Chatbot kini mulai berevolusi dari alat penjawab pertanyaan menjadi asisten digital yang mampu bertindak mandiri. Fitur Agent Mode yang hadir di ChatGPT, serta kemampuan serupa pada Gemini dan Claude, memungkinkan AI mengambil tindakan multi-langkah tanpa intervensi manusia.
Halaman Selanjutnya
5. Fokus pada Privasi