Jakarta, VIVA – Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Sugiono mengungkapkan nasib 110 warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban penipuan online di negara Kamboja. Ia mengatakan ada beberapa korban yang tidak ingin kembali ke Indonesia.
"Kita lihat nanti kebutuhannya seperti apa, apakah semuanya mau pulang atau tidak karena ada juga yang kita pulangi ternyata dia tidak mau pulang, begitu. Kita lihat aja nanti," kata Sugiono di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu, 22 Oktober 2025.
Kendari demikian, Sugiono tak menjelaskan alasan sejumlah korban itu tak ingin pulang ke Indonesia. Hanya saja, ia menyebut masing-masing korban memiliki alasan.
"Masing-masing punya alasan," imbuhnya.
Diketahui, Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) mengonfirmasi bahwa 110 warga negara Indonesia yang menjadi korban maupun yang terlibat dalam penipuan online di Kamboja telah dipastikan aman.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Mukhtarudin.
Sebanyak 97 warga negara Indonesia (WNI) diamankan pihak Kepolisian usai melarikan diri dari sentra penipuan daring (online scam) di Kamboja.
Para WNI tersebut sebelumnya dilaporkan terlibat dalam sebuah kerusuhan dan melarikan diri dari sekapan 'perusahaan' penipuan daring di kota Chrey Thum, Provinsi Kandal, Kamboja, pada 17 Oktober lalu.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI memastikan akan mengusahakan pemulangan sejumlah 97 WNI yang diamankan usai melarikan diri dari sentra penipuan daring (online scam) di Kamboja.
"Kami akan berupaya berkoordinasi dengan otoritas tempat untuk pendampingan hukum bagi mereka, termasuk kami mengupayakan agar mereka bisa dipulangkan ke Indonesia,” kata Direktur Pelindungan WNI Kemlu RI Judha Nugraha ditemui dalam temu media di Jakarta, Senin, 20 Oktober 2025.
Menurut Judha, dari 97 WNI yang terlibat, 86 di antaranya saat ini berada di kantor polisi Chrey Thum, sementara 11 lainnya dirawat di rumah sakit karena mengalami cedera.
Ia memastikan bahwa KBRI Phnom Penh telah meninjau kondisi 11 WNI tersebut dan ditemukan bahwa tidak ada dari mereka mengalami luka yang mengancam nyawa.
Meski mengkonfirmasi adanya laporan bahwa dalam kerusuhan yang terjadi terdengar suara tembakan, Judha memastikan pula tidak ada WNI yang meninggal.
Halaman Selanjutnya
KBRI telah melakukan kunjungan kekonsuleran dan menemui langsung 86 WNI yang berada di kantor polisi. Dari WNI tersebut, 4 di antaranya terindikasi terlibat dalam tindak kekerasan dalam kerusuhan, kata dia.