Jakarta, VIVA – Mantan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, akhirnya angkat bicara soal penyebab kegagalan skuad Garuda di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Pelatih 54 tahun itu menilai ada dua faktor utama yang membuat Indonesia gagal, yaitu lini depan yang masih tumpul dan kerap gagal memanfaatkan peluang emas yang sudah terbuka lebar.
Timnas Indonesia dipastikan gagal ke Piala Dunia setelah menelan dua kekalahan beruntun di Grup B putaran keempat kualifikasi.
Patrick Kluivert, eks pelatih Timnas Indonesia
Photo :
- Instagram/Patrick Kluivert
Pada pertandingan pertama anak-anak asuh Patrick Kluivert kalah 2-3 dari Arab Saudi, Kamis, 9 Oktober 2025, dan disusul takluk 0-1 dari Irak pada Minggu, 12 oktober 2025 dini hari WIB.
Shin Tae-yong menilai performa Timnas sebenarnya sudah meningkat dibanding beberapa tahun sebelumnya, terutama dengan hadirnya pemain seperti Ole Romeny dan sederet talenta baru. Namun, menurutnya, sektor serangan masih menjadi kelemahan terbesar Garuda.
“Mungkin yang kurang itu di lini depan. Perlu pemain-pemain yang lebih power. Dan jika saja mereka lebih berani bertarung di lini depan, hasilnya pasti berbeda,” kata Shin Tae-yong, dilansir dari YouTube Goalpost, Rabu 22 Oktober 2025.
Pelatih asal Korea Selatan itu menilai tim kurang memiliki daya dobrak dan keberanian dalam duel-duel krusial di depan gawang lawan. Padahal, peluang untuk mencetak gol sebenarnya cukup banyak, tetapi gagal dimanfaatkan dengan baik.
“Sebenarnya kesempatan untuk lolos itu ada tapi kita gagal memanfaatkannya. Itu yang paling saya sesali. Padahal kesempatan tidak datang dua kali,” tambahnya.
Peluang Kembali ke Timnas Masih Terbuka
Setelah PSSI resmi berpisah dengan Patrick Kluivert, posisi pelatih kepala Timnas Indonesia kini masih kosong. Shin Tae-yong secara terbuka mengaku bersedia kembali, namun menegaskan belum ada komunikasi resmi dari PSSI.
“(Tawaran) dari Indonesia (PSSI)? Tidak. Belum pernah ada telepon atau tawaran resmi sama sekali. Belum ada sama sekali,” ungkapnya.
Namun, jika tawaran itu datang, pealtih 54 tahun itu mengaku bakal mempertimbangkan. Bagi STY, Timnas Indonesia masih punya tempat spesial di hatinya.
“Kalau nanti ada tawaran, tentu saya akan pertimbangkan. Jujur saja hati saya akan tetap condong ke Indonesia,” ungkap STY.
Halaman Selanjutnya
“Bahkan kalau ada tawaran yang sedikit lebih baik dari negara lain, tetapi Indonesia menawarkan dengan niat sungguh-sungguh, Indonesia akan selalu jadi pilihan pertama saya,” pungkasnya.