Jakarta, VIVA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan cuaca di wilayah Jabodetabek pada Kamis, 23 Oktober 2025, akan didominasi kondisi cerah berawan di pagi hingga siang hari, namun hujan diprediksi turun pada sore hingga malam.
Warga diimbau untuk mewaspadai potensi hujan ringan hingga sedang yang dapat mengganggu aktivitas, terutama bagi mereka yang berencana berpergian atau beraktivitas di luar ruangan. Scroll lebih lanjut yuk!
Menurut laporan BMKG, perubahan pola curah hujan mulai terjadi di kawasan Jabodetabek. Cuaca cerah pada pagi hari diperkirakan akan beralih menjadi hujan lokal menjelang sore.
Hujan ringan diprediksi turun di Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Kepulauan Seribu, dan Kabupaten Bekasi, sedangkan hujan dengan intensitas sedang berpotensi melanda Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Bogor, serta Tangerang.
BMKG mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap perubahan cuaca yang cepat dan dinamis. Selain menyiapkan payung atau jas hujan, warga juga disarankan menghindari area terbuka saat hujan disertai petir atau angin kencang terjadi.
Sementara itu, secara nasional, cuaca di berbagai wilayah Indonesia masih menunjukkan kondisi stabil pada pagi hari dengan langit cerah hingga cerah berawan. Namun potensi hujan ringan hingga sedang akan mulai meningkat di siang hingga malam hari, terutama di wilayah tengah dan timur Indonesia.
Beberapa daerah yang diperkirakan mengalami hujan ringan hingga sedang antara lain:
- Jawa Tengah (termasuk Sragen, Solo, dan Semarang)
- Jawa Barat bagian selatan
- Yogyakarta dan sekitarnya
- Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan
- Sulawesi Selatan bagian barat
- Papua bagian pegunungan tengah
Adapun wilayah pesisir seperti Jakarta, Denpasar, dan Surabaya diperkirakan tetap cerah berawan dengan suhu maksimum berkisar antara 31–33°C. Suhu udara nasional secara umum berada di rentang 23–33°C, dengan kelembapan relatif tinggi antara 65–90%.
Kondisi ini menandakan potensi pembentukan awan hujan masih cukup besar di sejumlah wilayah.
BMKG juga mencatat arah angin dominan bertiup dari timur–tenggara menuju selatan dengan kecepatan 10–25 km/jam. Pola ini masih menjadi bagian dari transisi musim kemarau menuju musim hujan di sebagian wilayah Indonesia bagian tengah.
Halaman Selanjutnya
Selain itu, masyarakat diminta mewaspadai potensi hujan lokal pada sore dan malam hari di beberapa daerah, seperti Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Kalimantan. Hujan jenis ini biasanya berlangsung singkat namun deras, disertai angin kencang sesaat atau petir akibat pemanasan lokal yang memicu pembentukan awan konvektif.