3,2 Juta Warga Australia Tak Punya Pekerjaan Tetap, Ada Apa dengan Ekonomi Negeri Kanguru?

6 hours ago 2

Rabu, 15 Oktober 2025 - 11:47 WIB

Jakarta, VIVA – Kondisi pasar tenaga kerja Australia menunjukkan tanda-tanda pelemahan, meskipun angka resmi pengangguran tampak turun. Laporan terbaru Roy Morgan untuk September 2025 mengungkap bahwa total 3,2 juta warga Australia kini tergolong menganggur atau setengah menganggur.

Data tersebut memperlihatkan penurunan kecil dalam jumlah pengangguran dan setengah menganggur dibandingkan bulan sebelumnya. Namun, secara keseluruhan, tingkat pengangguran dan setengah menganggur naik tajam sepanjang 2025, mencerminkan situasi pasar kerja yang belum stabil di tengah tingginya arus migrasi dan melemahnya penciptaan lapangan kerja sektor swasta.

Menurut Roy Morgan, jumlah pengangguran berkurang 37.000 menjadi 1,739 juta orang, atau setara 10,8 persen dari total angkatan kerja. Sementara angka setengah menganggur turun 243.000 menjadi 1,499 juta orang, sekitar 9,3 persen dari angkatan kerja. 

Dengan demikian, sekitar 20,1 persen tenaga kerja Australia tidak terserap secara penuh, naik 1,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Michele Levine, Chief Execitive Officer Roy Morgan, menjelaskan bahwa tingkat ketidaktersediaan tenaga kerja atau labour under-utilisation masih tinggi dan bertahan di atas 3,2 juta orang selama empat bulan berturut-turut. 

“Kondisi ini mencerminkan kombinasi pasar tenaga kerja yang melemah dengan peningkatan besar jumlah pekerja akibat rekor migrasi bersih,” ujarnya, sebagaimana dikutip dari Macrobusiness, Rabu, 15 Oktober 2025.

Levine menambahkan bahwa dalam setahun terakhir, pasar tenaga kerja Australia mengalami pergeseran signifikan dari pekerjaan penuh waktu ke pekerjaan paruh waktu. “Dibandingkan tahun lalu, jumlah pekerja penuh waktu turun 150.000 orang, sementara pekerja paruh waktu meningkat 164.000. Secara keseluruhan, pertumbuhan tenaga kerja bersih hanya 14.000,” jelasnya.

Kini, 35,6 persen pekerja Australia berstatus paruh waktu, naik 1,1 poin persentase dari tahun sebelumnya. Sementara pekerja penuh waktu turun menjadi 64,4 persen. 

Pergeseran ini menunjukkan banyak warga harus beradaptasi dengan pekerjaan berdurasi pendek atau bergaji rendah di tengah ketidakpastian ekonomi.

Lebih lanjut, Roy Morgan juga menyoroti bahwa lonjakan pekerjaan di Australia beberapa tahun terakhir didorong oleh sektor non-pasar, yakni pekerjaan yang sebagian besar dibiayai pemerintah. Menurut data Biro Statistik Australia (ABS), sekitar 60 persen penciptaan lapangan kerja sejak pandemi berasal dari sektor non-pasar, termasuk lembaga publik dan penyedia jasa sosial yang bergantung pada dana pemerintah.

Halaman Selanjutnya

Pertumbuhan ini sebagian besar dipicu oleh lonjakan pembiayaan National Disability Insurance Scheme (NDIS) senilai AUD 52 miliar, yang meningkatkan kebutuhan tenaga kerja di bidang perawatan (carer jobs). Namun, kini pemerintah negara bagian dan federal sedang menekan anggaran dan memangkas biaya, termasuk kemungkinan pengurangan tenaga kerja di sektor publik.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |