Philadelphia, VIVA – Setidaknya 7 orang tewas dalam kecelakaan pesawat ambulans udara yang jatuh di jalan raya yang ramai, dekat Roosevelt Mall, timur laut Philadelphia, pada Jumat malam, 31 Januari 2025, waktu setempat.
Jet Rescue Air Ambulance, perusahaan yang mengoperasikan pesawat tersebut, mengonfirmasi bahwa pesawat itu mengangkut seorang pasien anak bersama pendampingnya, serta empat kru, termasuk pilot, kopilot, seorang dokter, dan seorang paramedis.
"Kami sangat prihatin dengan keluarga pasien, kru kami, keluarga mereka, serta korban lain yang mungkin terdampak di darat," kata perusahaan tersebut dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh NBC News.
Kementerian Luar Negeri Meksiko mengonfirmasi bahwa seluruh penumpang di dalam pesawat adalah warga negara Meksiko.
Kecelakaan pesawat ambulans di Philadephia AS
Photo :
- AP Photo/Matt Rourke
Menurut juru bicara Jet Rescue Air Ambulance, Shai Gold, pasien merupakan anak perempuan yang baru saja menyelesaikan perawatan untuk kondisi yang mengancam jiwanya di Rumah Sakit Anak Shriners Children's Philadelphia.
"Perawatannya telah selesai. Dia siap untuk pulang, dan kami dikontrak untuk membawanya kembali ke Meksiko," ujar Gold.
Pesawat itu seharusnya mendarat di Bandara Internasional Tijuana, sebelum pasien dipindahkan menggunakan ambulans darat.
Sementara Rumah Sakit Shriners Children's Philadelphia memastikan bahwa anak tersebut sebelumnya menjalani perawatan di fasilitas mereka, dan sedang dalam perjalanan pulang dengan ibunya saat kecelakaan terjadi.
Investigasi Kecelakaan
Pesawat jenis Learjet 55, lepas landas dari Bandara Philadelphia Timur Laut dengan tujuan Bandara Nasional Springfield-Branson di Missouri sebelum jatuh sekitar pukul 18.30 waktu setempat.
Learjet 55 jatuh tepat setelah berangkat dari Bandara -- yang oleh para saksi mata digambarkan sebagai bola api besar, mengguncang rumah-rumah, dan meninggalkan pemandangan jalan yang kacau.
Kecelakaan pesawat ambulans di Philadephia AS
Pesawat lepas landas, mencapai ketinggian sekitar 1.500 kaki, lalu jatuh menukik dengan sangat curam kurang dari semenit menghujam ke tanah.
Administrasi Penerbangan Federal (FAA) dan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) telah memulai penyelidikan, dengan NTSB memimpin investigasi.
Todd Sheridan Yeary, mantan pengendali lalu lintas udara FAA, mengatakan kecelakaan ini tampaknya disebabkan oleh kegagalan sistem yang terjadi secara tiba-tiba setelah lepas landas.
"Ada sesuatu yang gagal secara drastis setelah pesawat mengudara," katanya kepada NBC News NOW.
Ia juga menekankan bahwa Learjet 55 adalah pesawat berperforma tinggi dan sangat andal. "Sangat jarang melihat insiden seperti ini terjadi," tambahnya.
Wali Kota Philadelphia, Cherelle Parker, mengatakan beberapa rumah dan kendaraan terdampak akibat kecelakaan itu, tetapi jumlah korban jiwa masih belum dapat dipastikan.
Enam orang yang mengalami luka akibat insiden tersebut telah dibawa ke Rumah Sakit Universitas Temple, tiga di antaranya dalam kondisi stabil, sementara tiga lainnya telah mendapatkan perawatan dan dipulangkan.
Kecelakaan terjadi di tengah kondisi hujan ringan, kabut, serta hembusan angin yang tercatat mencapai 30 mil per jam, menurut Badan Cuaca Nasional AS.
Insiden ini terjadi hanya beberapa hari setelah bencana penerbangan paling mematikan di AS dalam beberapa tahun terakhir, ketika sebuah jet penumpang bertabrakan di udara dengan helikopter Black Hawk milik Angkatan Darat AS di atas Sungai Potomac dekat Washington, yang menewaskan 67 orang.
Halaman Selanjutnya
Sementara Rumah Sakit Shriners Children's Philadelphia memastikan bahwa anak tersebut sebelumnya menjalani perawatan di fasilitas mereka, dan sedang dalam perjalanan pulang dengan ibunya saat kecelakaan terjadi.