Belajar dari Raja Ampat, Mengapa Kita Perlu Peduli Terumbu Karang Sejak Sekarang?

1 day ago 5

Rabu, 4 Juni 2025 - 23:21 WIB

VIVA – Papua Barat kembali menjadi sorotan berkat komitmen nyata dalam pelestarian alam, tepatnya lewat rehabilitasi terumbu karang yang baru saja dilaksanakan di Kampung Yensawai, Raja Ampat. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian CSR HUT ke-47 Pasar Modal Indonesia yang diinisiasi oleh Self-Regulatory Organization (SRO), yakni PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

Apa yang dilakukan di Raja Ampat bukan sekadar seremoni simbolis. Ini adalah bentuk kesadaran kolektif bahwa terumbu karang bukan hanya aset ekosistem laut, tetapi juga sumber kehidupan dan mata pencaharian masyarakat pesisir. Lewat simbolisasi pemberian 3 ribu bibit terumbu karang oleh Direktur Utama KPEI Iding Pardi kepada Chief of Partnership Yayasan Benih Baik Indonesia (BenihBaik.com) Greeny Al Dewayanti, harapan besar ditanamkan untuk masa depan laut Indonesia.

Penyerahan tersebut disaksikan langsung oleh Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK RI Inarno Djajadi serta Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK RI Hasan Fawzi di Kantor Distrik Batanta, Kampung Yensawai, Papua Barat.

Terumbu Karang: Penyangga Ekosistem Laut yang Terancam

Indonesia memiliki luas terumbu karang mencapai 2,5 juta hektar, namun menurut laporan data Kementerian Kelautan dan Perikanan, sekitar 70% atau 1,75 juta hektar di antaranya berada dalam kondisi rusak atau rusak berat. Kerusakan tersebut mayoritas disebabkan oleh aktivitas manusia, termasuk penangkapan ikan dengan cara destruktif, limbah rumah tangga, hingga pariwisata massal yang tidak dikelola secara berkelanjutan.

Iding menjelaskan, “Mayoritas masyarakat pesisir Raja Ampat menggantungkan hidupnya pada laut, baik melalui perikanan maupun pariwisata. Oleh karena itu, kami berharap pemberian bantuan bibit terumbu karang ini dapat mendukung terciptanya ekowisata dan perikanan berkelanjutan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.”

Mengapa Kita Perlu Peduli Mulai Sekarang?

Meski jauh dari kota-kota besar, kerusakan terumbu karang di wilayah Timur Indonesia sebetulnya juga merupakan tanggung jawab kolektif masyarakat urban. Sampah plastik yang kita buang di daratan dapat terbawa hingga laut dan mengancam ekosistem karang. Aktivitas berlibur yang tidak memperhatikan etika lingkungan juga bisa mempercepat degradasi ekosistem bawah laut.

Masyarakat kini memiliki peran krusial: mengubah gaya hidup harian agar lebih selaras dengan alam. Mulai dari mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, memilih produk rumah tangga yang ramah lingkungan, hingga mendukung program konservasi seperti penanaman karang atau adopsi laut. Setiap tindakan kecil di kota besar bisa memberikan efek domino terhadap kelestarian laut di ujung timur Indonesia.

Raja Ampat dan Harapan Baru untuk Gaya Hidup Berkelanjutan

Rehabilitasi terumbu karang di Kampung Yensawai menjadi simbol bahwa pembangunan tak harus merusak. Justru, lewat pendekatan berbasis ekowisata dan keberlanjutan, kawasan seperti Raja Ampat bisa menjadi model ideal bagi masa depan industri pariwisata Indonesia.

Lebih dari sekadar pemandangan bawah laut yang menakjubkan, terumbu karang adalah indikator kesehatan bumi. Dan dari Raja Ampat, kita belajar bahwa menjaga laut bukan hanya urusan nelayan atau aktivis lingkungan — ini adalah tanggung jawab semua pihak, termasuk kita yang hidup di kota.
 

Halaman Selanjutnya

Meski jauh dari kota-kota besar, kerusakan terumbu karang di wilayah Timur Indonesia sebetulnya juga merupakan tanggung jawab kolektif masyarakat urban. Sampah plastik yang kita buang di daratan dapat terbawa hingga laut dan mengancam ekosistem karang. Aktivitas berlibur yang tidak memperhatikan etika lingkungan juga bisa mempercepat degradasi ekosistem bawah laut.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |