Bogor, VIVA – Prevalensi stunting di Indonesia pada tahun 2024, sudah menunjukkan penurunan menjadi 19,8 persen. Namun angka tersebut masih di atas target yang ditetapkan untuk tahun 2025 ini, yaitu 18 persen.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk menurunkan stunting adalah Program Percepatan Penurunan Stunting atau Acceleration of Stunting Rejection Program (ASRP), yang sukses menurunkan angka stunting di beberapa wilayah di Kota Bogor dari 35,9 persen menjadi 28,6 persen. Scroll untuk tahu info lengkapnya, yuk!
Hal ini disampaikan oleh Siti Aisah, Health Specialist ChildFund International di Indonesia dalam kegiatan diseminasi capaian ASRP yang berlangsung di Kupang, 11 Juni 2025.
ASRP yang dirilis pada tahun 2022 merupakan kelanjutan dari keberhasilan inisiatif sebelumnya, yaitu Bapak Ibu Anak Tangguh Kota Bogor (Batagor) yang berlangsung di Bogor dari tahun 2020 - 2021.
"Program ini bertujuan untuk menurunkan prevalensi stunting dan isu malnutrisi lainnya dengan melibatkan pemangku kepentingan lokal utama, termasuk TPPS (Tim Percepatan Penurunan Stunting), Bapperida, Dinas Kesehatan, puskesmas, pemerintah daerah, dan relawan masyarakat terlatih," ujar Icha, panggilan akrabnya, mengutip keterangannya, Sabtu 14 Juni 2025.
ASRP berfokus pada optimalisasi 1.000 hari pertama kehidupan bagi anak usia 0–23 bulan di wilayah perkotaan dan perdesaan, salah satunya di Kota Bogor, Jawa Barat. Program ini mempromosikan pengasuhan yang responsif, peningkatan gizi anak dan perubahan perilaku berkelanjutan di tingkat masyarakat.
“ASRP berkontribusi pada penurunan angka stunting dari dari 35,9 persen menjadi 28,6 persen. Program ini juga membantu penurunan gizi buruk berat dari 9,4 persen menjadi 3,2 persen dan gizi buruk dari 26,6 persen menjadi 12,7 persen. Sementara angka anak dengan berat badan sangat kurang menurun dari 21,9 persen menjadi 14,3 persen,” ujar FE. Eriyanto, Pimpinan Yayasan Warga Upadaya, mitra inti ChildFund International di Indonesia di wilayah Bogor.
Pencapaian ini menunjukkan dampak pendekatan berbasis masyarakat yang berakar pada konteks dan kemitraan lokal.
Program ini sendiri sudah mendapat pengakuan dari Pemerintah Kota Bogor.
“Program ini memberikan tiga hal kepada masyarakat. Pertama, edukasi terhadap pola asuh kepada anak, pengetahuan gizi bagi keluarga dan memberikan gambaran terkait dengan pengembangan upaya penurunan stunting," ujar Rudy Mashudi, Kepala Bapperida Kota Bogor.
Kesuksesan program ini mendorong ChildFund International di Indonesia menggagas replikasi program di Kota Kupang dan Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur melalui Yayasan Masyarakat Cita Madani sebagai mitra inti.
Tahap awal implementasi ditandai dengan mempromosikan pengasuhan yang responsif. Sebanyak 267 dari 311 orangtua (85,9 persen) dan pengasuh mengalami peningkatan pengetahuan tentang gizi anak dan pengasuhan. Sementara 37 (100 persen) kader masyarakat meningkat pengetahuan dan kapasitasnya.
Halaman Selanjutnya
Pencapaian ini menunjukkan dampak pendekatan berbasis masyarakat yang berakar pada konteks dan kemitraan lokal.Program ini sendiri sudah mendapat pengakuan dari Pemerintah Kota Bogor.