Makkah, VIVA – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengungkapkan bahwa pemerintah Arab Saudi resmi membatalkan skema tanazul pada pelaksanaan haji tahun 2025/ 446 H. Keputusan ini diambil demi menjamin keselamatan seluruh jamaah, termasuk dari Indonesia, yang awalnya diperkirakan mencapai puluhan ribu orang peserta tanazul.
"Pertimbangan Saudi Arabia itu sebetulnya untuk kemaslahatan kita semuanya juga ya. Menteri Urusan Haji membayangkan lebih dari 30 ribu jemaah Indonesia akan melakukan tanazul bersamaan, dan semua negara juga akan melakukan hal serupa. Maka dikhawatirkan akan terjadi pemadatan jalanan dan chaos. Untuk mencegah hal itu, pemerintah Saudi Arabia memutuskan tidak ada tanazul," jelas Nasaruddin saat ditemui di Makkah, Selasa (3/6/2025).
Petugas haji masuk terowongan Mina menuju lokasi Jamarat
Photo :
- Syahdan Nurdin/MCH 2025
Tanazul adalah skema yang disiapkan untuk memungkinkan sebagian jamaah haji kembali lebih awal ke hotel usai melempar jumrah, guna mengurangi kepadatan di tenda-tenda Mina
Pemerintah Indonesia awalnya menargetkan sekitar 37 ribu jamaah mengikuti skema ini, bahkan telah mempersiapkan bus, hotel transit, sistem konsumsi, hingga pos jaga mobile di sejumlah titik.
Namun, keputusan Arab Saudi menyamakan perlakuan terhadap seluruh negara peserta haji membuat skema tersebut resmi dibatalkan.
"Semua negara sudah mempersiapkan tanazul, yang artinya akses ke jamarat dari arah Makkah akan sangat padat. Kalau jemaah kita berpapasan dengan jamaah dari negara lain seperti Afrika, India, Pakistan yang postur fisiknya besar, kita khawatir kalah dalam desak-desakan," ujar Nasaruddin.
Dia juga memastikan bahwa jamaah haji Indonesia akan tetap mengikuti jadwal lempar jumrah yang telah ditetapkan, sehingga tetap bisa berjalan tertib dan aman.
“Saudi ingin mencegah hal-hal yang tak diinginkan. Karena itu, tanazul ditiadakan tahun ini dan akan dievaluasi kembali tahun depan,” tegasnya.
Menag meminta jamaah haji Indonesia untuk mematuhi seluruh arahan dari otoritas Saudi demi kelancaran pelaksanaan ibadah haji, terutama saat puncak ibadah di Mina dan jamarat.
Halaman Selanjutnya
"Semua negara sudah mempersiapkan tanazul, yang artinya akses ke jamarat dari arah Makkah akan sangat padat. Kalau jemaah kita berpapasan dengan jamaah dari negara lain seperti Afrika, India, Pakistan yang postur fisiknya besar, kita khawatir kalah dalam desak-desakan," ujar Nasaruddin.