Jakarta, VIVA – PLN Indonesia Power (PLN IP) melalui Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Jeranjang menggenjot inovasi sosial yang menjangkau jauh melampaui batas pembangkitan listrik. Hal itu dilakukan melalui program bertajuk “AKAR” (Adopsi Karang) dan pengembangan Sustainability Learning Center Taman Laut Pandanan.
Bernadus Sudarmanta Direktur Utama PLN Indonesia Power mengungkapkan, program ini menjawab tantangan nyata yang selama ini membayangi kawasan pesisir Lombok Barat. Yaitu pencemaran laut akibat limbah rumah tangga dan industri, ancaman terhadap terumbu karang, keterbatasan ekonomi masyarakat pesisir, serta minimnya akses edukasi lingkungan bagi generasi muda.
“Dengan kapasitas pembangkitan 3 x 25 MW yang menyuplai 19 persen kebutuhan listrik Pulau Lombok, UBP Jeranjang tak hanya menjadi pusat energi, tetapi juga pusat transformasi sosial-lingkungan,” ujar Bernadus dikutip dari keterangannya, Selasa, 18 September 2025.
Program ini dirancang sebagai ekosistem kolaboratif yang menggabungkan pendekatan konservasi, edukasi, dan pemberdayaan ekonomi. Melalui transplantasi terumbu karang berbasis limbah FABA (Fly Ash Bottom Ash), pengelolaan sampah pesisir melalui sistem “SAMUDRA”, serta digitalisasi platform adopsi karang, masyarakat kini dapat berkontribusi langsung dalam pemulihan ekosistem laut bahkan dari rumah.
Sebagai bagian dari strategi keberlanjutan korporat, PLN Indonesia Power menempatkan program ini dalam kerangka besar transformasi energi yang inklusif dan berdampak luas.
Bisnis berkelanjutan yang dibangun PLN IP sesuai prinsip ESG
“Kami percaya bahwa keberlanjutan bukan hanya soal efisiensi energi, tetapi tentang bagaimana energi itu mengalir ke kehidupan masyarakat. Inovasi sosial di Jeranjang adalah wujud nyata dari komitmen PLN Indonesia Power untuk menjadi katalis perubahan, dari pesisir hingga pusat kebijakan,” ujarnya.
Dampak program ini telah dirasakan langsung oleh masyarakat. Lebih dari 1.000 meter persegi terumbu karang berhasil ditransplantasi. Kelompok Pengelola sampah Mina Bersama Pandanan dan Bank Sampah Persada serta TPA Kebon Kongok aktif mengelola limbah. Kelompok nelayan kini terlibat dalam penangkapan ikan berkelanjutan. TPA Pasar Handayani menjadi mitra dalam edukasi anak dan pengasuhan berbasis lingkungan. Bahkan, sistem adopsi karang kini dapat diakses melalui website dan media sosial, memungkinkan partisipasi publik dari seluruh Indonesia.
Program ini juga sejalan dengan visi pemerintah dalam mendorong ekonomi biru, penguatan ketahanan pangan laut, dan pencapaian target SDGs. Kolaborasi dengan BKKBN, Universitas Mataram, BPSPL Denpasar, dan komunitas lokal menjadikan program ini sebagai model pentahelix yang konkret dan terukur.
Dengan roadmap hingga 2027, program ini tidak hanya menanam karang, tetapi juga menanam harapan. Harapan bahwa dari pesisir Lombok, Indonesia bisa menunjukkan kepada dunia bahwa energi dan ekosistem bisa tumbuh bersama.
Halaman Selanjutnya
Dampak program ini telah dirasakan langsung oleh masyarakat. Lebih dari 1.000 meter persegi terumbu karang berhasil ditransplantasi. Kelompok Pengelola sampah Mina Bersama Pandanan dan Bank Sampah Persada serta TPA Kebon Kongok aktif mengelola limbah. Kelompok nelayan kini terlibat dalam penangkapan ikan berkelanjutan. TPA Pasar Handayani menjadi mitra dalam edukasi anak dan pengasuhan berbasis lingkungan. Bahkan, sistem adopsi karang kini dapat diakses melalui website dan media sosial, memungkinkan partisipasi publik dari seluruh Indonesia.