Dikhususkan Laki-laki, Muslim Charity Run di London Dikritik sebagai Misoginis

22 hours ago 2

London, VIVA – Muslim Charity Run, yang diadakan pada hari Minggu, 12 Oktober 2025, di Victoria Park yang terletak di Tower Hamlets, London, menuai kritik dari seorang menteri pemerintah, setelah penyelenggaraan acara lari untuk penggalangan dana itu melarang perempuan dan anak perempuan berusia di atas 12 tahun (dewas) untuk berpartisipasi.

East London Mosque Trust menyelenggarakan Muslim Charity Run tahunan ke-12 dengan kegiatan lomba lari 5k yang mempertemukan lebih dari 40 badan amal dan kelompok masyarakat. Acara tersebut diiklankan sebagai kegiatan inklusif "terbuka untuk pria, anak laki-laki dari segala usia, dan anak perempuan di bawah 12 tahun"
 
"...tetapi semua orang dipersilakan di taman untuk menyemangati para pelari," menurut situs web organisasi tersebut. 

Para kritikus mengecam liputan media yang menyebut lari amal khusus pria di East London Mosque Trust itu sebagai "misoginis" -- menyoroti acara lari yang diklaim kegiatan umum tapi faktanya hanya untuk satu jenis kelamin. 

Muslim Charity Run di London dikritik karena melarang wanita dewasa ikut serta

Berbicara di radio LBC, Sekretaris Negara untuk Perumahan, Komunitas, dan Pemerintah Daerah Inggris, Steve Reed, mengatakan bahwa ia "terkejut" melihat laporan-laporan ini dan sama ngerinya dengan orang lain. 

"Sangat tidak dapat diterima jika perempuan dilarang berlari santai di ruang publik, sementara para pria diperbolehkan melakukannya di luar sana," ujarnya dilansir The Guardian, Kamis, 16 Oktober 2025.

Komisi Kesetaraan dan Hak Asasi Manusia sedang menilai apakah East London Mosque Trust melanggar Undang-Undang Kesetaraan 2010 untuk menentukan apakah intervensi tersebut tepat.

"Sekarang, kita punya pengawas kesetaraan, saya yakin mereka akan menyadari kasus ini. Kasus ini mendapat banyak publisitas, dan memang seharusnya begitu, dan mereka akan menentukan apakah ada pelanggaran hukum atau peraturan, lalu saya yakin sanksi akan dijatuhkan sebagaimana mestinya. Tapi kalau bicara tentang diri saya sendiri, saya merasa ngeri," ungkap Reed

Ia menambahkan: "Kita tidak menginginkan situasi di negara ini di mana laki-laki diizinkan melakukan hal-hal yang kemudian dilarang bagi perempuan. Kita tidak bisa menoleransi hal itu."

Seorang juru bicara komisi mengatakan: "EHRC menerima pengaduan setiap minggu tentang tuduhan aktivitas ilegal yang bertentangan dengan Undang-Undang Kesetaraan 2010. Kami mempertimbangkan setiap pengaduan dengan cermat dan mengambil tindakan yang sesuai."

‘Hukum Inggris, bukan hukum Syariah’

Stasiun berita sayap kanan GB News mengatakan bahwa acara tersebut adalah "acara keluarga inklusif yang palsu," dengan presenter Martin Daubney menyatakan, "Penyelenggara Muslim acara ini mempermasalahkan perempuan yang pergi joging," dan bertanya mengapa umat Muslim "takut, malu, atau membatasi partisipasi perempuan dalam olahraga?"

"Ini hukum Inggris, bukan hukum Syariah," tambahnya, menggemakan banyak komentar serupa di media sosial.

Muslim Women's Network UK (MWNUK) juga menyatakan kekhawatiran tentang acara tersebut, dengan mengatakan bahwa penyelenggara "seharusnya mengambil langkah-langkah praktis untuk mengakomodasi perempuan dan anak perempuan tanpa mengorbankan keyakinan agama".

"Misalnya, perempuan dapat berpartisipasi dengan memulai lari mereka di waktu yang berbeda atau dalam kelompok yang terpisah," kata organisasi tersebut dalam sebuah pernyataan.

CEO MWNUK, Shaista Gohir, menambahkan: "Penyesuaian semacam itu akan mudah dan akan menunjukkan komitmen terhadap inklusivitas sekaligus menghindari penguatan stereotip negatif tentang Muslim.

"Perlu dicatat bahwa selama ibadah haji ke Mekah, pria dan wanita seringkali berada dalam jarak dekat – jauh lebih dekat daripada yang terjadi selama lari amal."

Dewan Tower Hamlets mengatakan telah menghubungi pihak masjid untuk meminta klarifikasi segera menyusul laporan tentang pembatasan usia dan gender. "Kami berkomitmen penuh untuk memastikan kegiatan rekreasi dan olahraga di Tower Hamlets inklusif dan mudah diakses," ujar seorang juru bicara kepada Civil Society.

Klarifikasi Badan Amal Masjid

Menanggapi kritik tersebut, seorang juru bicara Masjid London Timur mengatakan bahwa pihaknya memiliki "komitmen jangka panjang untuk mendukung perempuan dan anak perempuan", dan mendorong "perempuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan olahraga".

"Banyak perempuan Muslim dari komunitas kami secara aktif berpartisipasi dalam acara olahraga, termasuk lomba perahu, bersepeda, hiking, dan maraton, serta berbagai tantangan olahraga untuk menggalang dana amal," ujar mereka kepada Civil Society.

"Kami tetap berkomitmen untuk mendengarkan kebutuhan komunitas kami dan memastikan program kami melayani semua orang."

Juru bicara tersebut menambahkan bahwa Maryam Centre, yang merupakan bagian dari masjid tersebut, merupakan salah satu fasilitas khusus perempuan pertama yang dibangun khusus di Inggris ketika dibuka lebih dari satu dekade lalu.

"Berlandaskan warisan yang kaya dan tradisi kuat kami dalam mendukung semua lapisan masyarakat, termasuk perempuan, Masjid London Timur akan meluncurkan pusat kebugaran dan kesehatan perempuan baru pada bulan November, yang semakin memperkuat dukungan kami terhadap kesehatan dan pemberdayaan perempuan," ujar mereka.

"Tujuan kami tetap sama: memelihara keimanan, kesejahteraan, dan kebaikan sosial bagi semua orang di komunitas kami," 

Ketua Laznas Darunnajah, Zakiyanto Arief (kanan)

Cara Laznas Darunnajah Ciptakan Dampak Positif Sosial Berkelanjutan

Laznas Darunnajah secara resmi menjalin kemitraan strategis dengan Cleansheet untuk menghadirkan inovasi program Ramadhan 1447 H

img_title

VIVA.co.id

13 Oktober 2025

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |