DPR Ingatkan Groundbreaking Megaproyek Ekosistem EV Harus Mengedepankan Prinsip Berkelanjutan

1 day ago 3

Rabu, 4 Juni 2025 - 17:14 WIB

Jakarta, VIVA –  Komisi XII DPR RI mendukung terlaksananya groundbreaking megaproyek ekosistem baterai kendaraan listrik (EV) pada pekan ketiga Juni 2025. Proyek ini mencakup pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian nikel (smelter HPAL), pabrik prekursor-katoda, serta fasilitas produksi sel baterai dan battery pack.

Anggota Komisi XII Gandung Pardiman mengatakan, pengembangan ekosistem baterai EV merupakan langkah strategis dalam memperkuat struktur industri nasional berbasis nilai tambah.

“Ini bukan sekadar proyek industri biasa. Groundbreaking ini mencerminkan arah kebijakan negara yang ingin keluar dari ketergantungan pada ekspor bahan mentah. Kita harus membangun ekosistem industri dari hulu sampai hilir di dalam negeri,” ujar Gandung dikutip dari keterangannya, Rabu, 5 Juni 2025.

Nilai investasi yang dikucurkan diperkirakan mencapai sekitar US$6–7 miliar atau lebih dari Rp97–114 triliun, dan akan menciptakan lebih dari 20.000 lapangan kerja. Gandung menekankan bahwa proyek ini harus dijalankan secara inklusif dengan melibatkan pelaku usaha nasional, termasuk BUMN, koperasi, dan UMKM, agar nilai ekonomi yang tercipta dapat dirasakan oleh masyarakat secara luas.

Anggota Komisi VII DPR RI Gandung Pardiman.

“Penting bagi kita memastikan bahwa manfaat proyek tidak hanya dinikmati oleh perusahaan besar. Harus ada ruang bagi pelaku usaha kecil dan daerah untuk ikut tumbuh dalam ekosistem ini,” tegasnya.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa proyek ini merupakan bagian dari strategi besar pemerintah untuk mempercepat elektrifikasi transportasi dan pengembangan energi baru terbarukan.

“Ini adalah proyek pertama di Asia Tenggara yang membangun rantai pasok baterai secara terintegrasi. Indonesia harus berhenti menjadi pasar dan mulai menjadi pemain dalam industri masa depan,” ujar Bahlil.

Gandung juga mengingatkan pentingnya menjaga aspek lingkungan dalam pelaksanaan proyek. Ia mendorong agar penerapan good mining practice dan teknologi ramah lingkungan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan.

“Transisi energi tidak boleh menimbulkan kerusakan baru. Proyek ini harus memperhatikan prinsip keberlanjutan, menjaga lingkungan, dan berpihak pada rakyat,” tutup Gandung.

Halaman Selanjutnya

“Ini adalah proyek pertama di Asia Tenggara yang membangun rantai pasok baterai secara terintegrasi. Indonesia harus berhenti menjadi pasar dan mulai menjadi pemain dalam industri masa depan,” ujar Bahlil.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |