Jakarta, VIVA – Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Didik Rachbini mengungkapkan, saat ini penduduk Indonesia tinggal di kota mencapai 59 persen atau sebanyak 167 juta orang. Kemiskinan di kota pun akan semakin besar, dan dibutuhkan program pengentasan kemiskinan salah satunya Koperasi Merah Putih di kota.
Didik memperkirakan, penduduk tinggal di kota pada 2045 mencapai 70 persen. Maka dari itu program pengentasan kemiskinan harus dijalankan di kota-kota.
"Kecenderungan peningkatan penduduk perkotaan akan semakin besar dengan peningkatan pertumbuhan urbanisasi yang cukup pesat. Bahkan pada tahun 2045, perkitaan penduduk wilayah perkotaan dapat mencapai 70 persen," ujar Didik dalam keterangannya Selasa, 10 Juni 2025.
Menurut Didik teknologi, sistem keuangan, inovasi dan kewirausahaan di kota lebih siap. Dia mencontohkan, bisnis Gojek saat ini hanya menguntungkan perusahaan dan meninggalkan nasib dan masa depan stakeholders utamanya pengemudi.
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Photo :
- VIVA.co.id/M Ali Wafa
Didik mengatakan, dengan model bisnis saat ini para pengemudi aka akan selamanya miskin, dan tidak akan pernah bergerak naik kelas vertikal ke atas. Sehingga, dinilai bahwa Gojek perlu ditransformasikan menjadi koperasi.
"Dalam ideologi pemerintahan sekarang, yang menjalankan sistem sosialisme pasar, Gojek akan lebih baik dibangun dan ditransformasikan menjadi koperasi. Para driver tersebut nanti menjadi pemilik entitas bisnisnya, yakni koperasi, platform dan aplikasinya dijalankan oleh pengurus koperasi," jelasnya.
Selain itu, pemerintah melalui Danantara bisa membuat platform transportasi digital dengan bisnis model koperasi, yang nanti akan dimiliki oleh ratusan ribu atau jutaan pengemudi motor dan mobil. Dia menilai, hal ini lebih sesuai dengan ideologi pemerintah pada saat ini.
"Contoh yang ada adalah co-op ride, platform ride-sharing berbasis koperasi. Koperasi transportasi digital ini berada di New York City, yang dimiliki dan dikelola oleh para pengemudi, bukan perusahaan besar teknologi digital seperti Uber dan Lyft," jelasnya.
Menurut Didik, dibandingkan dengan ide koperasi merah putih, gagasan transformasi digital seperti jauh lebih layak. Meski Koperasi Merah Putih tetap penting, namun koperasi trasportasi akan lebih layak secara ekonomi.
"Koperasi merah putih tetap penting untuk memajukan pedesaan. Tetapi koperasi transportasi digital ini akan lebih feasible secara ekonomi dan bisnis. Karena masyarakat perkotaan juga lebih banyak jumlahnya dibandingkan masyarakat pedesaan sekarang," terangnya.
Meskipun koperasi pedesaan seperti Koperasi Merah Putih tetap penting dalam distribusi logistik dan pemberdayaan desa, model koperasi digital untuk kota besar dinilai juga strategis untuk menjawab tantangan ketimpangan di era ekonomi digital.
Didik juga menyoroti bahwa kebijakan ekonomi Presiden Prabowo sangat dipengaruhi oleh pemikiran Prof. Sumitro Djojohadikusumo, tokoh ekonomi nasional yang juga ayahanda Prabowo.
Presiden RI Prabowo Subianto menerima kunjungan PM China Li Qiang
“Presiden Prabowo pasti dipengaruhi oleh pemikiran Prof. Sumitro. Ideologi Sumitro sulit dipisahkan dari corak nasionalisme yang menempatkan ekonomi Pancasila sebagai pengejawantahan nilai-nilai UUD 1945. Perubahan ekonomi harus diarahkan untuk kepentingan rakyat banyak dengan peran negara yang kuat,” jelas Didik.
Dalam bukunya Paradoks Indonesia, Prabowo menegaskan pentingnya ekonomi konstitusi, sebuah pendekatan ekonomi yang mengedepankan keadilan sosial dan peran aktif negara dalam melindungi rakyat dari ketimpangan struktural pasar bebas.
“Model bisnis (Gojek) yang tidak menyertakan pengemudi sebagai stakeholders utama adalah cerminan kapitalisme murni. Pemerintahan Prabowo lebih menekankan sosialisme pasar,” tegas Didik.
Halaman Selanjutnya
Selain itu, pemerintah melalui Danantara bisa membuat platform transportasi digital dengan bisnis model koperasi, yang nanti akan dimiliki oleh ratusan ribu atau jutaan pengemudi motor dan mobil. Dia menilai, hal ini lebih sesuai dengan ideologi pemerintah pada saat ini.