ESDM Ungkap Dampak dari Kesenjangan Pembangunan Infrastruktur Transmisi EBT

1 day ago 3

Kamis, 12 Juni 2025 - 13:12 WIB

Jakarta, VIVA – Direktur Aneka Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Andriah Feby Misna mengakui, terdapat sejumlah kendala dan tantangan dalam upaya pemerintah untuk mendorong langkah transisi energi di Tanah Air.

Hal itu diutarakannya di acara 'Climate Solutions Partnership (CSP) 2025', yang merupakan kolaborasi lima tahun (2021-2025) antara HSBC, World Resources Institute (WRI), dan WWF dalam mempercepat aksi iklim dan membuka peluang ekonomi hijau.

"Kalau kita melihat dari sisi tantangan, tantangannya itu memang cukup banyak dalam upaya mendorong transisi energi ini. Di antaranya yakni terkait dengan infrastruktur transmisi," kata Feby di kawasan SCBD, Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis, 12 Juni 2025.

Dia menjelaskan, kondisi geografis kepulauan di Indonesia yang terdiri atas ribuan pulau, membuat penyebaran koneksi dan transmisi utamanya bagi EBT masih memiliki pekerjaan rumah yang cukup berat.

Ilustrasi energi terbarukan / ramah lingkungan.

Photo :

  • Perfect Sense Energy

Sebab, belum meratanya pembangunan pembangkit-pembangkit EBT hingga ke seluruh pelosok wilayah Tanah Air, juga membuat data soal supply dan demand dari kebutuhan EBT di wilayah-wilayah itu masih belum jelas sampai saat ini.

"Nah, ini karena memang kita adalah negara kepulauan, jadi tidak semua pulau kita sudah terinterkoneksi satu sama lain, dan ini menjadi salah satu PR kita untuk bisa membangun transmisi sehingga kita bisa memastikan antara supply dan demand yang ada," ujar Feby.

Kondisi tersebut diakui Feby juga turut berperan, dalam ketimpangan penyediaan dan pembangunan pembangkit-pembangkit EBT di berbagai wilayah di Tanah Air. Sehingga, banyak ditemui fenomena bahwa pembangkit EBT yang dibangun di sebuah wilayah, nyatanya tidak memiliki permintaan yang memadai.

Ilustrasi Energi Terbarukan

Photo :

  • freepik.com/freepik

Namun sebaliknya, di tempat-tempat yang permintaan akan EBT-nya tinggi, nyatanya potensi EBT yang dimiliki di wilayah tersebut justru terbilang rendah akibat tidak jelasnya data terkait supply dan demand di kawasan tersebut.

"Karena saat ini cukup banyak pembangkit-pembangkit energi terbarukan yang ada di wilayah-wilayah yang demand-nya rendah. Sementara untuk wilayah-wilayah yang demand-nya tinggi, saat ini potensinya masih rendah," ujarnya.

Halaman Selanjutnya

Kondisi tersebut diakui Feby juga turut berperan, dalam ketimpangan penyediaan dan pembangunan pembangkit-pembangkit EBT di berbagai wilayah di Tanah Air. Sehingga, banyak ditemui fenomena bahwa pembangkit EBT yang dibangun di sebuah wilayah, nyatanya tidak memiliki permintaan yang memadai.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |