Thailand, VIVA – Dalam beberapa tahun terakhir, tren lip enhancement mengalami pergeseran signifikan. Jika sebelumnya bibir bervolume besar menjadi simbol kecantikan, kini pasien justru semakin berhati-hati dan selektif dalam memilih filler.
Tampilan bibir yang terlalu penuh, kaku, atau terlihat “dibuat” mulai ditinggalkan, seiring meningkatnya kekhawatiran akan hasil yang tidak natural, risiko migrasi filler, hingga efek overfilled yang dapat mengubah karakter wajah. Scroll untuk tahu lebih lanjut, yuk!
Perubahan preferensi ini turut memengaruhi pendekatan para dokter estetika. Hasil ideal kini tidak lagi sekadar menambah volume, melainkan menciptakan bibir yang lembut, terdefinisi, dan menyatu secara alami dengan proporsi wajah pasien. Natural look menjadi standar baru dalam prosedur filler modern.
Sejalan dengan tren tersebut, dunia estetika mengenal filler generasi baru yang dirancang dengan fokus pada stabilitas dan integrasi dengan jaringan kulit. Salah satu teknologi yang banyak dibahas dalam diskusi klinis adalah struktur gel berpori atau porous network structure. Struktur ini memungkinkan filler menyebar lebih halus, menyatu dengan jaringan, serta mengurangi risiko migrasi setelah penyuntikan.
![]()
Pendekatan ini dinilai penting, terutama untuk area sensitif seperti bibir, garis senyum, hingga bawah mata. Filler dengan karakteristik tersebut tidak hanya memberikan volume, tetapi juga membantu menyamarkan garis halus dan mempertegas kontur wajah tanpa kesan berat atau berlebihan.
Sejumlah publikasi dan data klinis juga menunjukkan bahwa filler dengan struktur gel yang stabil mampu bertahan hingga satu tahun di area penyuntikan, dengan tingkat kepuasan pasien yang tinggi serta performa yang konsisten di berbagai kondisi jaringan. Faktor inflamasi yang rendah dan risiko komplikasi minimal menjadi pertimbangan utama, baik bagi pasien maupun praktisi.
Dalam salah satu diskusi klinis internasional, dr. Vanravi Vachatimanont dari Thailand menyoroti perubahan selera pasien terhadap hasil estetika saat ini.
“Pasien masa kini menginginkan keanggunan, bukan berlebihan. Lorient memberikan volume dan definisi sekaligus mempertahankan karakter alami wajah,” ujar dr Vanravi dalam bahasa Inggris, mengutip keterangannya, Sabtu 13 Desember 2025.
Dalam konteks tersebut, Lorient kerap dibicarakan sebagai salah satu contoh filler modern yang mengadopsi pendekatan naturalitas dan stabilitas. Filler ini dirancang dengan struktur gel berpori (porous network structure) yang memungkinkan integrasi lebih lembut dengan jaringan kulit, sehingga penyebarannya lebih halus dan risiko migrasi dapat ditekan.
Halaman Selanjutnya
Karakteristik tersebut membuat Lorient digunakan tidak hanya untuk menambah volume, tetapi juga untuk membentuk definisi yang ringan dan proporsional, khususnya pada area sensitif seperti bibir dan garis senyum.

3 hours ago
2









