Imbas Longsor di Grasberg, Bahlil: Belum Ada Revisi RKAB untuk Freeport

2 hours ago 1


Bisnis

Rabu, 15 Oktober 2025 - 18:30 WIB

Jakarta, VIVA – Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia mengatakan, PT Freeport Indonesia (PTFI) sampai saat ini belum mengajukan revisi Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB), pasca kejadian longsor di tambang bawah tanahnya beberapa waktu lalu.

"Sampai sekarang kami belum ada revisi RKAB untuk Freeport," kata Bahlil di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, 15 Oktober 2025.

Dia menjelaskan, saat ini PTFI masih fokus untuk menata ulang beragam aspek pertambangannya, setelah tambang bawah tanah di Grasberg Block Cave (GBC), Kabupaten Mimika, Papua Tengah mengalami longsor material basah.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menghadiri Minerba Convex 2025

Photo :

YouTube Ditjen Minerba TV

Insiden itu membuat aktivitas pertambangan di kawasan itu terhenti, dan pihak perusahaan fokus untuk menyelamatkan dan mengevakuasi tujuh orang korban yang terjebak dalam peristiwa longsor tersebut.

Setelah mengevakuasi jenazah tujuh pekerja yang menjadi korban, operasi di pertambangan tersebut saat ini masih dihentikan untuk melakukan evaluasi secara mendalam.

"Kita doakan agar apa yang dilakukan sekarang untuk penataan pasca musibah, bisa segera selesai," ujar Bahlil.

Bahkan, lanjut Bahlil, dampak dari terhentinya aktivitas produksi di kawasan tersebut turut menyebabkan smelter Freeport di Gresik, Jawa Timur, tidak memperoleh pasokan konsentrat.

"Jadi karena suplai konsentratnya belum maksimal, pasti (kinerja) smelternya terganggu. Nah, bagaimana smelternya bisa berjalan? Tunggu sampai evaluasi teknis dari kejadian kemarin di bawah tanah," ujarnya.

Diketahui, sebelumnya Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas mengatakan, smelter Freeport di Gresik tidak bisa beroperasi karena tidak mendapat pasokan bahan baku konsentrat, sejak longsornya tambang bawah tanah di Grasberg Block Cave (GBC).

"Sekarang operasionalnya bisa dikatakan berhenti karena konsentratnya enggak ada. Mudah-mudahan kami bisa segera beroperasi walaupun tidak dalam kapasitas penuh, supaya bisa ada konsentrat yang kami produksi untuk dikirim ke smelter-smelter," ujarnya.