Kenali Financial Detox, Cara Modern Atur Uang demi Capai Kemandirian Keuangan

21 hours ago 4

Jakarta, VIVA – Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan domestik, pengelolaan keuangan pribadi menjadi semakin kompleks. Salah satu pendekatan yang mulai dilirik adalah financial detox atau detoks keuangan sebagai strategi jitu dalam membangun pondasi keuangan yang lebih sehat.

Implementasi financial detox bertujuan dengan menghilangkan membersihkan kebiasaan buruk yang bisa merugikan finansial. Selain itu, mengatur ulang pengelolaan keuangan agar menjadi lebih sehat dan terkontrol.

Konsep ini diadaptasi dari proses detoksifikasi tubuh, namun diterapkan pada kondisi keuangan. Tujuannya adalah untuk menetralisir ‘racun’ dalam bentuk perilaku konsumtif, utang menumpuk, hingga pengelolaan anggaran yang tidak disiplin.

Direktur PT Bahana TCW Investment Management Danica Adhitama menyampaikan, kondisi keuangan juga membutuhkan detoksifikasi untuk membersihkan kebiasaan buruk dalam pengelolaan uang. Hal ini menjadi penting untuk menghindari kebiasaan buruk seperti impulsive spending dan membantu dalam menyusun kembali tujuan keuangan di masa depan.

Ilustrasi mengatur keuangan selama Ramadan

"Detoks keuangan mendorong pembentukan kebiasaan jangka panjang yang mendukung kondisi finansial yang sehat," ujar Danica, dikutip dari keterangan resminya pada Selasa, 10 Juni 2025.

Survei GoodStats bertajuk Perilaku Mengelola Keuangan Masyarakat 2024 menemukan bahwa 7 dari 10 orang Indonesia tidak menabung. Sebanyak 34,5 persen responden mengaku lebih suka membelanjakan uang secara langsung daripada menabung. 

Kondisi ini menunjukkan bahwa tantangan keuangan tidak selalu terletak pada besarnya penghasilan saja. Faktor lain seperti cara individu mengatur dan memprioritaskan pengeluaran juga menjadi hambatan mencapai kemandirian finansial (financial freedom).

“Financial detox menawarkan dampak positif yang mendalam. Proses ini membantu individu memahami alur keuangan dengan lebih baik, sehingga pengeluaran dapat dialihkan kepada kebutuhan primer, seperti pelunasan utang atau tabungan,” lanjut Danica.

Detoks keuangan melibatkan serangkaian langkah strategis. Berikut  langkah-langkah yang biasanya dilakukan dalam untuk menerapkan detoks finansial.

1. Mengealuasi Kondisi Keuangan

Ilustrasi Mengatur Keuangan

Photo :

  • pexels.com/Kuncheek

Langkah awal adalah memahami posisi keuangan secara menyeluruh. Ini mencakup kemampuan menghitung total pendapatan dan pengeluaran bulanan. Hal ini dapat dilakukan dengan bantuan aplikasi pencatat keuangan.

Selain itu, penting untuk mengidentifikasi utang seperti kartu kredit, pinjaman pribadi, atau cicilan serta meninjau aset, baik dalam bentuk dana darurat, investasi, atau properti. Anda juga diminta untuk mengevaluasi kebiasaan pengeluaran, seperti pengeluaran impulsif seperti kebiasaan membeli barang yang belum tentu dibutuhkan atau berlangganan layanan yang jarang digunakan.

2. Menghilangkan ‘Racun’ Keuangan

Racun dalam konteks ini adalah kebiasaan atau pola keuangan yang merugikan. Pengeluaran berlebihan untuk hal-hal yang tidak esensial seperti kebiasaan makan di luar secara berlebihan atau belanja barang yang tidak dibutuhkan.

Racun keuangan seringkali juga tersembunyi di berbagai pengeluaran-pengeluaran kecil untuk kebutuhan non primer yang dilakukan secara rutin seperti kebiasaan membeli minuman di café, berlangganan platform hiburan hingga berbelanja saat diskon tanggal ganda di aplikasi loka pasar.

Pada tahap ini, keberanian untuk mengambil keputusan untuk membatalkan langganan yang tidak perlu, mengurangi frekuensi pengeluaran yang tidak terlalu mendesak, atau mulai melunasi utang dengan prioritas pada utang berbunga tinggi.

3. Menyusun Anggaran dan Rencana Keuangan

Ilustrasi membuat anggaran kebutuhan tiap bulan

Photo :

  • freepik.com/freepik

Setelah mengidentifikasi masalah, langkah selanjutnya adalah berani berkata cukup pada diri sendiri dan mulai alihkan perhatian kepada memulai upaya membuat anggaran yang realistis untuk mengelola pendapatan dan pengeluaran.

Pendekatan popular yang patut dicoba adalah Metode 50/30/20, yaitu menyisihkan pendapatan rutin dengan komposisi 50 persen untuk kebutuhan pokok, 30 persen untuk keinginan seperti hiburan dan hobi, serta 20 persen untuk investasi atau pelunasan utang.

Selain itu ada konsep Zero-based budgeting yang menganut paham setiap rupiah dari pendapatan dialokasikan untuk tujuan pengeluaran rutin yang esensial serta investasi dan tabungan, sehingga tidak ada uang yang "terbuang". 

4.  Meminta Bantuan Pihak Ketiga

Meningkatkan literasi keuangan melalui membaca buku, mengikuti kursus atau berkonsultasi dengan perencana keuangan merupakan salah satu cara untuk memperdalam pengetahuan tentang pengelolaan uang. Kemajuan teknologi dan digital juga membantu dalam mendapatkan informasi seperti artikel, webinar, bahkan alat penghitung simulasi (kalkulator investasi) secara gratis yang akan membantu kita mendapatkan berbagai alternatif pilihan investasi.

Financial detox bukanlah solusi instan, melainkan proses yang membutuhkan komitmen dan disiplin. Setiap orang memiliki kondisi keuangan yang berbeda, sehingga rencana detox harus disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan individu.

“Dengan mengevaluasi keuangan, menghilangkan kebiasaan buruk, dan membangun pola pengelolaan uang yang sehat, setiap individu dapat mencapai kontrol keuangan yang lebih baik dan kebebasan finansial. Mulailah detoks keuangan Anda hari ini, dan ambil langkah pertama menuju kehidupan yang lebih sejahtera,” tutup Danica.

Halaman Selanjutnya

Kondisi ini menunjukkan bahwa tantangan keuangan tidak selalu terletak pada besarnya penghasilan saja. Faktor lain seperti cara individu mengatur dan memprioritaskan pengeluaran juga menjadi hambatan mencapai kemandirian finansial (financial freedom).

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |