Jakarta, VIVA – Menjelang datangnya Hari Raya Idul Adha, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah, terutama puasa sunnah yang memiliki banyak keutamaan. Salah satu yang sering disebut namun belum banyak diketahui secara luas adalah puasa Tarwiyah. Dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah, sehari sebelum puasa Arafah, puasa ini mengandung berbagai keutamaan yang sangat sayang untuk dilewatkan.
Dalam artikel ini, kita akan mengupas tuntas tentang puasa Tarwiyah, mulai dari sejarah penamaannya, dalil yang mendasarinya, hingga keutamaan dan manfaat spiritual yang bisa diraih oleh umat Muslim yang melaksanakannya.
Apa Itu Puasa Tarwiyah?
Puasa Tarwiyah adalah puasa sunnah yang dikerjakan pada hari ke-8 bulan Dzulhijjah, yaitu dua hari sebelum Idul Adha. Hari Tarwiyah merupakan salah satu dari 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, yang disebut-sebut sebagai hari-hari terbaik dalam Islam.
Nama “Tarwiyah” berasal dari kata “rawa-yarwi” yang berarti "mengisi atau membawa air". Dalam sejarahnya, pada hari ke-8 Dzulhijjah, para jamaah haji pada masa lalu mulai mempersiapkan air yang cukup untuk perjalanan mereka menuju Mina. Karena itu, hari tersebut dikenal sebagai Hari Tarwiyah.
Dasar Anjuran dan Keutamaan Puasa Tarwiyah
Meskipun puasa Tarwiyah bukan termasuk puasa wajib, banyak ulama menyebut bahwa puasa ini memiliki keutamaan besar dan dianjurkan, terlebih karena termasuk dalam 10 hari pertama Dzulhijjah yang sangat dimuliakan oleh Allah.
Salah satu hadis yang sering dikutip dalam konteks keutamaan puasa Tarwiyah dan Arafah berbunyi:
"Puasa pada hari Tarwiyah (8 Dzulhijjah) menghapus dosa satu tahun, dan puasa pada hari Arafah (9 Dzulhijjah) menghapus dosa dua tahun." (HR. Al-Bazzar, dari Ibnu Abbas)
Catatan: Hadis ini diperselisihkan derajatnya oleh para ulama. Sebagian menyatakan sanadnya lemah (dhaif), namun sebagian ulama salaf tetap menganjurkan pelaksanaannya karena termasuk dalam amalan sunnah yang bernilai ibadah jika diniatkan dengan ikhlas.
5 Keutamaan Puasa Tarwiyah yang Perlu Diketahui
1. Menghapus Dosa Setahun yang Lalu
Salah satu keutamaan yang paling sering disebut adalah penghapusan dosa selama satu tahun bagi orang yang berpuasa Tarwiyah. Meskipun hadis yang menyebut hal ini tergolong lemah, secara umum, Allah telah menyebut bahwa setiap amal kebaikan di 10 hari pertama Dzulhijjah sangat dicintai-Nya.
Puasa adalah salah satu amal terbaik. Sehingga meski tak disebut spesifik dalam hadis sahih, logikanya tetap mendukung bahwa puasa di hari Tarwiyah sangat berpeluang untuk menghapus dosa-dosa kecil jika dilakukan dengan niat tulus.
2. Meraih Pahala Seperti Orang yang Berhaji
Bagi yang belum mampu menunaikan ibadah haji, puasa Tarwiyah dan Arafah menjadi cara untuk meraih pahala serupa. Dalam beberapa keterangan, puasa di hari-hari Dzulhijjah disamakan dengan jihad dan haji dalam hal keutamaannya.
“Tidak ada hari-hari di mana amal shalih lebih dicintai Allah daripada hari-hari ini (sepuluh hari Dzulhijjah)." (HR. Bukhari)
Maka, berpuasa di hari Tarwiyah adalah bentuk ibadah yang memperlihatkan cinta kepada Allah saat waktu-waktu yang paling utama.
3. Persiapan Spiritual Menyambut Idul Adha
Puasa Tarwiyah menjadi semacam pemanasan ruhani sebelum memasuki puncaknya, yaitu puasa Arafah pada 9 Dzulhijjah dan kemudian Idul Adha pada 10 Dzulhijjah. Dengan berpuasa, seseorang bisa lebih mudah menjaga lisan, hati, dan perbuatannya, serta lebih fokus dalam menyambut hari besar umat Islam dengan hati yang bersih dan jiwa yang tenang.
4. Mengikuti Jejak Salaf dan Ulama
Para ulama terdahulu, termasuk dari kalangan Tabi’in dan ulama salaf, sangat menganjurkan puasa Tarwiyah. Walaupun tidak semua menganggapnya sunnah muakkadah, namun banyak yang mengerjakannya sebagai bentuk ketaatan dan kecintaan terhadap hari-hari mulia dalam Islam.
Sebagai contoh, Imam Nawawi dalam kitabnya al-Majmu' menyebutkan bahwa puasa delapan hari pertama Dzulhijjah, termasuk Tarwiyah dan Arafah, adalah sunah dan sangat dianjurkan.
5. Momentum Memperbanyak Doa dan Zikir
Berpuasa bukan hanya menahan lapar dan haus, melainkan juga memperbanyak ibadah lainnya seperti zikir, doa, membaca Al-Qur'an, dan bersedekah. Di hari Tarwiyah, seorang Muslim punya kesempatan emas untuk mendekatkan diri kepada Allah, memohon ampunan, serta meminta keberkahan hidup dunia dan akhirat.
Apakah Boleh Berpuasa Tarwiyah dan Arafah Sekaligus?
Imam Masjidil Haram Syekh Maher Al-Muaiqly jadi khatib pada Khutbah Arafah 2024
Tentu saja boleh, bahkan sangat dianjurkan. Banyak umat Muslim menjalankan puasa dua hari berturut-turut yaitu pada 8 dan 9 Dzulhijjah. Jika dilakukan dengan niat ikhlas, puasa ini akan membawa pahala berlipat ganda sekaligus kesempatan besar untuk melebur dosa-dosa.
Namun perlu dicatat bahwa bagi jamaah haji, khususnya yang sedang wukuf di Arafah, puasa Arafah tidak dianjurkan karena bisa melemahkan fisik mereka dalam menjalani puncak ibadah haji.
Jangan Lewatkan Keberkahan Hari Tarwiyah
Puasa Tarwiyah merupakan salah satu bentuk ibadah sunnah yang meskipun tidak wajib, memiliki keutamaan luar biasa jika dijalankan dengan niat yang benar. Ia menjadi simbol persiapan ruhani dan bentuk kecintaan seorang Muslim terhadap amalan di 10 hari pertama Dzulhijjah yang sangat mulia.
Jika Allah memberi kesempatan dan kesehatan, jangan lewatkan untuk menjalankan puasa Tarwiyah sebagai bagian dari mendekatkan diri kepada-Nya.
Halaman Selanjutnya
Meskipun puasa Tarwiyah bukan termasuk puasa wajib, banyak ulama menyebut bahwa puasa ini memiliki keutamaan besar dan dianjurkan, terlebih karena termasuk dalam 10 hari pertama Dzulhijjah yang sangat dimuliakan oleh Allah.