Damaskus, VIVA – Pasukan oposisi Suriah telah memberlakukan jam malam di ibu kota, Damaskus, setelah mereka berhasil menguasai kota tersebut.
"Jam malam akan berlaku mulai pukul 16.00 hingga 05.00 setiap hari," kata oposisi, dikutip dari Samaa Tv, Minggu, 8 Desember 2024.
Langkah ini bertujuan untuk mengonsolidasikan kendali saat pemberontak memperkuat posisi mereka setelah kampanye 11 hari yang berpuncak pada jatuhnya rezim Presiden Bashar al-Assad, yang menandai perubahan dramatis dalam konflik Suriah.
Kelompok bersenjata anti-rezim yang menentang rezim presiden Bashar al-Assad
Diketahui, selama 11 hari terakhir, pasukan oposisi, termasuk kelompok jihad Hayat Tahrir al-Sham (HTS), meraih kemenangan telak dalam 11 hari terakhir saat mereka menguasai wilayah-wilayah penting di Suriah.
Penaklukan Aleppo: Pasukan oposisi melancarkan serangan di Suriah utara, mengamankan Aleppo, kota terbesar Suriah, dalam beberapa hari pertama.
Homs Dikepung: Pada pertengahan kampanye, pemberontak bergerak maju ke selatan, dengan cepat menguasai Homs, kota terbesar ketiga, dalam upaya strategis menuju Damaskus.
Deir ez-Zor dan Palmyra Direbut: Para pemberontak mengamankan wilayah Deir ez-Zor yang kaya minyak dan merebut kota bersejarah Palmyra, serta memutus jalur pasokan utama pemerintah.
Daraa dan Serangan Selatan: Pasukan menguasai Daraa, tempat lahirnya pemberontakan Suriah, mempererat cengkeraman mereka di selatan.
Jatuhnya Damaskus: Serangan terakhir ke Damaskus dimulai akhir minggu lalu, dengan laporan yang mengonfirmasi Presiden Bashar al-Assad meninggalkan ibu kota pada 7 Desember.
Kelompok pemberontak sekarang mengklaim kendali penuh atas Damaskus dan telah menyatakan pemerintah Suriah secara efektif telah dibubarkan. Komandan HTS Ahmed Al-Sharaa mengeluarkan arahan yang melarang aktivitas militan di lembaga publik dan menyerukan keberlanjutan pemerintahan melalui mantan Perdana Menteri Mohammad al-Jalali.
Sebagai informasi, jam malam dipandang sebagai upaya untuk menjaga ketertiban di ibu kota saat faksi oposisi mengonsolidasikan kekuasaan.
Halaman Selanjutnya
Deir ez-Zor dan Palmyra Direbut: Para pemberontak mengamankan wilayah Deir ez-Zor yang kaya minyak dan merebut kota bersejarah Palmyra, serta memutus jalur pasokan utama pemerintah.