Peran DHA dan Asam Folat: Nutrisi Penting untuk Otak dan Tubuh Bayi Sejak dalam Kandungan

7 hours ago 3

Minggu, 15 Juni 2025 - 23:33 WIB

VIVA – Stunting hingga kini masih menjadi tantangan besar dalam dunia kesehatan di Indonesia. Lebih dari sekadar permasalahan tinggi badan, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh yang berkaitan erat dengan kekurangan gizi kronis dalam jangka panjang. Salah satu penyebab utama dari stunting adalah tidak optimalnya pemenuhan kebutuhan nutrisi selama masa kehamilan dan awal kehidupan anak, terutama dalam periode krusial yang dikenal sebagai 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Di masa ini, dua nutrisi esensial yang berperan sangat penting dalam tumbuh kembang janin dan bayi adalah DHA (docosahexaenoic acid) dan asam folat. Peran vital keduanya menjadi fokus dalam seminar bertajuk “Peran Makro & Mikro Nutrient Dalam Mencegah Stunting Pada 1.000 HPK Untuk Menuju Indonesia Emas 2045” yang digagas oleh PT. Interbat bersama Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Provinsi Jawa Barat.

Dalam salah satu sesi seminar, dr. Keven Tali, SpOG memaparkan dengan sangat jelas mengapa DHA dan asam folat harus menjadi perhatian utama bagi ibu hamil.

“DHA dan Asam Folat merupakan dua nutrisi kunci yang berperan penting dalam perkembangan otak, sistem saraf, serta mencegah cacat tabung saraf pada janin. Pemahaman menyeluruh mengenai manfaat dan sumber kedua zat ini sangat penting untuk ibu hamil,” kata dr. Keven Tali, SpOG.

DHA adalah salah satu jenis asam lemak omega-3 yang memiliki peran besar dalam perkembangan sistem saraf pusat, termasuk otak dan retina mata. Sebagian besar pertumbuhan otak terjadi dalam masa kehamilan trimester ketiga hingga usia dua tahun pertama kehidupan anak. Oleh karena itu, kecukupan asupan DHA sangat berpengaruh terhadap kemampuan kognitif, ketajaman penglihatan, dan perkembangan perilaku anak di kemudian hari.

Sayangnya, banyak ibu hamil di Indonesia belum sepenuhnya menyadari bahwa tubuh mereka tidak dapat memproduksi DHA dalam jumlah cukup, sehingga asupan dari luar—seperti ikan laut berlemak atau suplemen DHA berbasis alga—sangat diperlukan.

Sementara itu, asam folat adalah bentuk sintetis dari vitamin B9 yang sangat diperlukan selama masa awal kehamilan, bahkan sebaiknya dikonsumsi sejak masa perencanaan kehamilan. Zat ini mendukung pembentukan DNA dan RNA serta berperan penting dalam produksi sel darah merah. Yang paling krusial, asam folat membantu mencegah cacat tabung saraf seperti spina bifida pada janin.

Kekurangan asam folat pada ibu hamil dapat berdampak sangat serius, baik terhadap kesehatan bayi maupun ibu itu sendiri. Oleh karena itu, pemberian asupan asam folat sebaiknya dilakukan secara konsisten dan terarah, baik melalui makanan seperti sayuran hijau, kacang-kacangan, maupun suplemen tambahan sesuai anjuran tenaga kesehatan.

Kombinasi antara DHA dan asam folat terbukti saling melengkapi dalam mendukung perkembangan janin yang sehat dan optimal. Seminar ini tidak hanya menjadi ajang berbagi ilmu, tetapi juga momentum penting untuk mengedukasi masyarakat bahwa mencegah stunting dimulai jauh sebelum anak lahir—bahkan sejak masa konsepsi.

Melalui sinergi pemahaman dan tindakan nyata dalam pemenuhan nutrisi ibu hamil, harapannya kita dapat mengurangi risiko stunting secara signifikan. Apalagi mengingat bahwa kualitas sumber daya manusia di masa depan sangat ditentukan oleh apa yang terjadi dalam 1.000 HPK.

Halaman Selanjutnya

Sementara itu, asam folat adalah bentuk sintetis dari vitamin B9 yang sangat diperlukan selama masa awal kehamilan, bahkan sebaiknya dikonsumsi sejak masa perencanaan kehamilan. Zat ini mendukung pembentukan DNA dan RNA serta berperan penting dalam produksi sel darah merah. Yang paling krusial, asam folat membantu mencegah cacat tabung saraf seperti spina bifida pada janin.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |