Mina, VIVA – Menjelang puncak ibadah haji 2025, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mulai memetakan pos pengamanan di sekitar kawasan Jamarat. Langkah ini diambil untuk mengantisipasi gelombang besar jemaah haji saat melaksanakan lempar jumrah, terutama pada malam 10 Zulhijah yang menjadi puncak pergerakan jemaah dari Mina ke Jamarat.
Kabid Linjam PPIH Arab Saudi 2025 Harun di Lokasi Jamarat, Mina, Makkah
Photo :
- Syahdan Nurdin/MCH 2025
Rabu dini hari (28/5/2025), bertepatan dengan malam 1 Zulhijah, Kepala Bidang Perlindungan Jemaah (Kabid Linjam) PPIH 2025, Harun, memimpin langsung peninjauan lapangan dan simulasi penempatan petugas di lantai 3 Jamarat, Mina, Makkah, Arab Saudi.
"Ini kita bertepatan dengan malam 1 Zulhijah. Kita berada di Mina untuk melihat pos-pos yang akan kita petakan nanti di puncak haji, yaitu ketika kita mabit di Muzdalifah, untuk bisa mabit di Mina, dan juga memantau jemaah haji kita yang setelah mabit di Mina, kemudian melakukan jamarat," ujar Harun.
Menurut Harun, jemaah Indonesia yang berada di kawasan tersebut dijadwalkan akan melaksanakan lempar jumrah di lantai 3 Jamarat, titik yang dinilai memiliki tantangan tersendiri.
"Tantangan di atas ini lebih rawan dibanding di bawah. Karena pada malam 10 Zulhijah, gelombang jemaah haji dari arah Mina menuju ke Jamarat sangat padat. Semua jamaah menuju Jumratul Aqabah, sehingga konsentrasi massa besar terjadi di satu titik," jelasnya.
Petugas haji masuk terowongan Mina menuju lokasi Jamarat
Photo :
- Syahdan Nurdin/MCH 2025
Untuk itu, PPIH menyiagakan sekitar 60 personel petugas yang dibagi ke dalam lima pos di lantai 3. Mereka akan berjaga penuh, terutama pada malam pertama puncak haji, dengan sistem rotasi mulai diterapkan pada hari-hari berikutnya.
"Kita ajak rekan-rekan yang nanti akan mengisi pos MCR di lantai 3 ini, mulai dari pos 1 sampai pos 5. Gladi posko ini tujuannya untuk memberikan pengenalan langsung, agar petugas bisa melaksanakan tugas dengan baik, memberikan pantauan yang akurat, dan cepat bertindak bila ada jemaah yang membutuhkan pertolongan," tegas Harun.
Ia menambahkan, kesiapsiagaan juga ditujukan untuk evakuasi cepat bagi jemaah yang sakit atau terpisah dari rombongan saat arus jemaah memuncak. Dengan adanya gladi orientasi (Gladi posko) ini, para petugas diharapkan dapat melakukan mitigasi dengan lebih optimal saat puncak ibadah berlangsung.
Halaman Selanjutnya
Untuk itu, PPIH menyiagakan sekitar 60 personel petugas yang dibagi ke dalam lima pos di lantai 3. Mereka akan berjaga penuh, terutama pada malam pertama puncak haji, dengan sistem rotasi mulai diterapkan pada hari-hari berikutnya.