Jakarta, VIVA – Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva mendorong sistem perdagangan bebas yang lebih berimbang, termasuk dengan menjajaki penggunaan mata uang masing-masing negara dalam transaksi bilateral, guna mengurangi ketergantungan terhadap mata uang dolar AS.
"Indonesia dan Brasil tidak menginginkan perang dingin baru. Kita menginginkan perdagangan bebas, dan bahkan lebih jauh, kita ingin menjajaki perdagangan antarnegara dengan menggunakan mata uang masing-masing," kata Lula dalam pernyataannya di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis.
Ia menyatakan pentingnya keberanian baru bagi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia dan Brasil, untuk membangun sistem perdagangan global yang lebih mandiri dan adil.
Dikatakan Lula, kedua negara berkomitmen memperkuat kerja sama ekonomi, ilmu pengetahuan, teknologi, budaya, dan politik tanpa bergantung pada satu kekuatan besar dunia.
Ia mengatakan, bahwa dunia pada abad ke-21 menuntut adanya keberanian untuk berubah, sebuah tekad yang menurutnya belum dimiliki pada abad ke-20.
Presiden Prabowo dan Presiden Brazil Lula da Silva
Photo :
- Tangkapan layar Youtube Sekretariat Presiden
Karena itu, Presiden Lula menyerukan pentingnya multilateralisme dibanding unilateralisme, serta demokrasi ekonomi dibanding proteksionisme.
Presiden Brasil menambahkan bahwa tujuan utama kedua negara adalah pertumbuhan ekonomi yang inklusif, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan kesejahteraan rakyat, sebagai wujud tanggung jawab moral dan politik para pemimpin kepada bangsanya.
"Kita ingin bertumbuh, menciptakan lapangan kerja, dan memberikan kehidupan yang layak bagi rakyat, karena itulah mandat yang diberikan kepada kita sebagai pemimpin," katanya. (Ant)
Prabowo Absen di Acara COP30, Janji Kirim Delegasi ke Brasil
Prabowo bakal mengirimkan delegasi dari Indonesia untuk mengikuti rangkaian acara COP30 di Brasil.
VIVA.co.id
23 Oktober 2025