Jakarta, VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi masih akan bergerak fluktuatif, namun ditutup melemah pada perdagangan hari ini.
Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor BI, kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berada di level Rp 16.673 per Rabu, 26 November 2025. Posisi rupiah itu melemah 6 poin dari kurs sebelumnya di level Rp 16.667 pada perdagangan Selasa, 25 November 2025.
Sementara perdagangan di pasar spot pada Kamis, 27 November 2025 hingga pukul 09.08 WIB rupiah ditransaksikan di Rp 16.632 per dolar AS. Posisi itu menguat 32 poin atau 0,19 persen dari posisi sebelumnya di level Rp 16.664 per dolar AS.
Ilustrasi uang Rupiah.
Photo :
- pixabay.com/WonderfulBali
Target pertumbuhan ekonomi 6 persen yang disampaikan Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, bagi para ekonom adalah hal yang realistis. Namun pencapaiannya membutuhkan perubahan pendekatan analisa ekonomi, terutama dalam cara negara menggerakkan aktivitas ekonomi.
Pertumbuhan 6 persen itu bukan mimpi. Tetapi memerlukan perubahan cara pandang yang fundamental terhadap bagaimana kebijakan fiskal-moneter bekerja dan bagaimana ekonomi didorong. Langkah penempatan dana pemerintah di perbankan mulai terlihat hasilnya, namun masih jauh dari optimal.
Untuk membawa perekonomian Indonesia naik kelas, kebijakan yang sudah ada harus ada pendorong tambahan. Ada beberapa langkah kunci yang harus diambil. Salah satunya dilakukannya reformasi pasar tenaga kerja dan dukungan pada industri dalam negeri.
Kemudian, langkah menertibkan impor barang-barang ilegal atau yang disebut thrifting, sudah tepat untuk melindungi industri dalam negeri. Pemberian insentif pajak bagi perusahaan yang membuka lapangan pekerjaan baru.
"Mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 16.660 - Rp 16.700," ujarnya.
Sebagai informasi, Meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga, dan data AS yang tertunda yang dirilis pada hari Selasa, telah menambah ekspektasi tersebut. Di tempat lain, pasar juga mencermati perkembangan seputar perundingan damai Rusia-Ukraina yang tersendat karena Rusia dan Ukraina yang masih saling melakukan serangan. Dengan risiko geopolitik yang masih ada dan prospek penurunan suku bunga The Fed pada bulan Desember 2025.
Sementara dari rilis data ekonomi yang tertunda, Indeks Harga Produsen (IHP) utama untuk bulan September naik 0,3 persen month-to-month (mtm), sesuai dengan perkiraan 0,3 persen setelah penurunan 0,1 persen pada bulan Agustus lalu. IHP Inti (tidak termasuk makanan dan energi) naik 0,2 persen (mtm) di bawah perkiraan 0,3 persen.
Dibuka Menguat, IHSG Dibayangi Koreksi Meski Bursa Asia-Pasifik dan Wall Street Menguat
IHSG dibuka menguat 9 poin atau 0,11 persen di level 8.611 pada pembukaan perdagangan Kamis, 27 November 2025, meskipun IHSG berpotensi melemah pada perdagangan hari ini.
VIVA.co.id
27 November 2025

4 weeks ago
10









