Jakarta, VIVA – Tokoh pemuda nasional Tsamara Amany menyoroti peran anak muda dalam perkembangan teknologi artificial intelligence (AI), khususnya dalam konteks dakwah Islam yang moderat.
Dia menyampaikan pandangan mengenai gelombang besar perubahan cara generasi muda berinteraksi dengan nilai-nilai psikologis, spiritual dan pengetahuan keislaman.
Hal itu dikemukakan Tsamara dalam talkshow bertajuk “Anak Muda dan Perkembangan AI”, di Gedung Pertemuan Cendekia, Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Kamis, 3 Juli 2025.
Ilustrasi kecerdasan buatan (AI).
Photo :
- freepik.com/freepik
Dalam talkshow itu sekaligus menjadi momentum peluncuran platform kecerdasan buatan Aiman Aisha. Platforms tersebut dirancang sebagai sarana edukatif untuk memudahkan masyarakat, terutama generasi muda, dalam mengakses pengetahuan Islam yang otentik dan moderat.
Tsamara menekankan bahwa artificial intelligence atau kecerdasan buatan (AI) tidak hanya digunakan untuk efisiensi atau hiburan semata, tapi juga telah menjadi tempat baru bagi generasi muda untuk mencari makna dan kebenaran spiritual.
“Agama itu secara scientific menenangkan kita secara psikologis, kadang kita habis zikir, kadang kita habis salat, ada katarsisnya," ujar Tsamara dalam keterangannya, Sabtu, 5 Juli 2025.
"Nah Chat GPT ini mau tidak mau kita akui ada katarsisnya, dia menjelma menjadi sebuah area dimana kita mencari jawaban-jawaban terhadap masalah-masalah psikologis kita, contoh masalah stres berantem sama temen, banyak cerita ke Chat GPT," katanya.
Tsamara menggarisbawahi pentingnya memastikan bahwa dakwah melalui AI dikembangkan dengan pendekatan empatik, inklusif, dan tidak menghakimi.
Ia mendorong para pengembang dan pendakwah untuk melibatkan anak muda secara aktif dalam proses kreatif, termasuk dalam pengembangan konten yang relevan dan menyentuh sisi emosional generasi saat ini.
Tsamara menyerukan agar teknologi tidak dijadikan musuh, tetapi dijadikan
wasilah atau jembatan dalam menyampaikan nilai-nilai Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam.
“Kalau anak muda mencari Tuhan lewat teknologi, maka tugas kita adalah menjadikan teknologi sebagai jalan menuju cahaya," ujarnya.
Turut hadir sebagai narasumber dari Kementerian Agama dan pakar AI. Acara tersebut juga dihadiri ratusan peserta dari kalangan mahasiswa dan pegiat dakwah digital.
Halaman Selanjutnya
"Nah Chat GPT ini mau tidak mau kita akui ada katarsisnya, dia menjelma menjadi sebuah area dimana kita mencari jawaban-jawaban terhadap masalah-masalah psikologis kita, contoh masalah stres berantem sama temen, banyak cerita ke Chat GPT," katanya.