Jakarta, VIVA – DeepSeek semakin menjadi sorotan di dunia kecerdasan buatan (AI). Startup asal China ini tak hanya mengembangkan teknologi canggih, tetapi juga sempat mengguncang pasar keuangan.
Peluncuran model AI terbaru mereka, sempat membuat harga Bitcoin ambruk, meski saat ini sudah kembali pulih. Hal ini lantaran banyak yang melihat DeepSeek sebagai pesaing serius dalam industri AI, terutama dengan ambisi DeepSeek yang ingin teknologinya dapat mirip dengan kecerdasan manusia melalui Artificial General Intelligence (AGI).
Didirikan oleh pengusaha China, Liang Wenfeng, dan didukung oleh hedge fund High-Flyer, DeepSeek berfokus pada pengembangan AGI dengan pendekatan open-source. Langkah ini membuat teknologi mereka lebih terbuka untuk akademisi dan pelaku industri.
DeepSeek semakin populer karena efisiensi biaya yang lebih baik dan performa yang diklaim mampu menyaingi GPT-4o. Simak fakta-fakta terkait DeepSeek seperti dirangkum dari Tom's Guide, Sabtu, 1 Februari 2025.
Liang Wenfeng pendiri DeepSeek
Photo :
- The New York Times
1. Didirikan pada 2023
DeepSeek adalah perusahaan AI yang didirikan pada tahun 2023 oleh pengusaha China, Liang Wenfeng. Startup ini mendapatkan dukungan finansial dari hedge fund High-Flyer, yang berperan dalam pengembangan dan ekspansi teknologi mereka.
2. Fokus pada Open-Source
Salah satu hal yang membedakan DeepSeek dari perusahaan AI lainnya adalah pendekatan open-source. Dengan membuka riset dan pengembangan mereka, DeepSeek ingin membuat AI lebih transparan dan dapat digunakan secara luas.
3. Bersaing dengan GPT-4o
Pada akhir 2024, DeepSeek meluncurkan model terbaru mereka, DeepSeek-V3. Model ini memiliki 671 miliar parameter dan dilatih menggunakan dataset sebesar 14,8 triliun token. Dengan spesifikasi ini, DeepSeek-V3 diklaim mampu bersaing dengan model AI terdepan seperti GPT-4o.
4. Lebih Murah
DeepSeek-V3 memiliki keunggulan dari segi biaya pelatihan. Model ini hanya membutuhkan sekitar USD5,58 juta untuk dilatih, jauh lebih hemat dibandingkan model AI serupa yang dikembangkan oleh pesaingnya.
5. Performa Tinggi dalam Pengolahan Data
DeepSeek-V3 menawarkan peningkatan signifikan dalam kecepatan inferensi dibandingkan model sebelumnya. Model ini juga menduduki peringkat teratas di antara model AI open-source yang tersedia di pasar saat ini.
6. Menggunakan Teknologi Mixture-of-Experts (MoE)
DeepSeek-V3 mengadopsi arsitektur Mixture-of-Experts (MoE), yang memungkinkan model untuk bekerja lebih efisien dengan memilih bagian jaringan saraf tertentu yang paling relevan untuk setiap task.
7. Populer Secara Global
Aplikasi chatbot berbasis DeepSeek telah menjadi salah satu yang paling banyak diunduh di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Australia, Singapura, dan China. Popularitas ini menunjukkan meningkatnya minat global terhadap teknologi AI ditawarkan DeepSeek.
Jadi, apakah DeepSeek benar-benar bisa menyaingi AI dari OpenAI, Google, atau Anthropic? Mari tunggu perkembangan selanjutnya.
Halaman Selanjutnya
2. Fokus pada Open-Source