Jakarta, VIVA – Industri penerbangan dunia telah mengalami evolusi besar dalam hal keselamatan, namun sejumlah negara masih tercatat memiliki jumlah kecelakaan pesawat komersial fatal terbanyak dalam sejarah.
Menurut data dari Aviation Safety Network (ASN), sejak tahun 1945 hingga saat ini, ada beberapa negara yang menempati posisi teratas dalam daftar kecelakaan penerbangan paling mematikan. Data ini mengecualikan insiden pesawat militer, jet pribadi, pembajakan, maupun tindak kriminal lainnya. Meskipun tren keselamatan penerbangan menunjukkan peningkatan signifikan—dengan 2023 tercatat sebagai tahun dengan tingkat kecelakaan terendah, yaitu hanya 0,80 kecelakaan fatal per sejuta penerbangan—catatan sejarah tetap memberikan pelajaran penting.
1. Amerika Serikat – 870 kecelakaan fatal
Lokasi jatuhnya pesawat American Airlines 191 di AS
Photo :
- Wikimedia Commons / Federal Aviation Administration
- Jumlah korban jiwa: 10.846
- Badan investigasi: National Transportation Safety Board (NTSB)
- Kecelakaan paling mematikan: American Airlines Penerbangan 191, Chicago (ORD), 1979 – 273 tewas
Sebagai negara dengan volume penerbangan tertinggi di dunia, Amerika Serikat mencatat jumlah kecelakaan paling banyak. Kecelakaan American Airlines 191 menjadi yang paling mematikan dalam sejarah AS. Lembaga NTSB memainkan peran penting dalam penyelidikan menyeluruh dan peningkatan sistem keselamatan penerbangan global.
2. Rusia – 544 kecelakaan fatal
Kecelakaan Pesawat di Rusia
Photo :
- twitter.com/RT_com
- Jumlah korban jiwa: 8.505
- Badan investigasi: Interstate Aviation Committee (IAC/MAK)
- Kecelakaan paling mematikan: Aeroflot Penerbangan 3352, Omsk, 1984 – 178 tewas
Sebagian besar kecelakaan terjadi pada era Uni Soviet, ketika maskapai Aeroflot menjadi operator tunggal untuk rute domestik dan internasional. Meski penerbangan di Rusia telah meningkat keamanannya, jejak sejarah mencatat banyak insiden besar.
3. Brasil – 193 kecelakaan fatal
Pesawat Voepass jatuh di Sao Paolo Brasil
- Jumlah korban jiwa: 2.740
- Badan investigasi: CENIPA
- Kecelakaan paling mematikan: TAM Airlines Penerbangan 3054, São Paulo (CGH), 2007 – 199 tewas
Brasil memiliki lalu lintas udara padat di kawasan urban seperti São Paulo dan Rio de Janeiro. Tragedi TAM Airlines mendorong reformasi regulasi bandara dan pelatihan awak pesawat.
4. Kanada – 191 kecelakaan fatal
Pesawat CRJ1000 NextGen pabrikan Bombardier, Kanada.
- Jumlah korban jiwa: 1.800
- Badan investigasi: Transportation Safety Board of Canada (TSB)
- Kecelakaan paling mematikan: Air Canada Penerbangan 797, kebakaran di udara, 1983 – 23 tewas
Walaupun jumlah korban jiwa relatif rendah dibanding negara lain, Kanada mencatat jumlah kecelakaan yang cukup tinggi, terutama karena kondisi cuaca ekstrem dan rute jarak jauh.
5. Kolombia – 185 kecelakaan fatal
Puing pesawat tim sepakbola Brasil yang jatuh di Kolombia.
Photo :
- Twitter/Medellin 360 Radio Colombia
- Jumlah korban jiwa: 2.932
- Badan investigasi: Aerocivil
- Kecelakaan paling mematikan: American Airlines Penerbangan 965, Cali (CLO), 1995 – 159 tewas
Topografi Kolombia yang bergunung-gunung dan teknologi navigasi yang belum memadai di masa lalu menjadi penyebab utama kecelakaan. Tragedi besar dari maskapai luar negeri juga memperburuk statistik.
6. Inggris – 110 kecelakaan fatal
Pesawat Angkatan Udara Inggris A 400 Ms
- Jumlah korban jiwa: 1.298
- Badan investigasi: Air Accidents Investigation Branch (AAIB)
- Kecelakaan paling mematikan: BEA Penerbangan 548, Staines (LHR), 1972 – 118 tewas
Sebagai pusat penerbangan internasional sejak awal abad ke-20, Inggris menghadapi tantangan keselamatan yang signifikan. Insiden Staines menjadi titik balik dalam reformasi pelatihan awak.
7. Indonesia – 106 kecelakaan fatal
- Jumlah korban jiwa: 2.305
- Badan investigasi: Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT)
- Kecelakaan paling mematikan: Adam Air Penerbangan 574, lepas pantai Sulawesi, 2007 – 102 tewas
Geografi kepulauan dan infrastruktur bandara yang tidak merata membuat keselamatan penerbangan di Indonesia menjadi tantangan berat. Sejak insiden besar pada era 2000-an, berbagai reformasi telah dilakukan.
8. Prancis – 105 kecelakaan fatal
VIVA Militer: Pesawat militer Prancis bertabrakan, jatuh dan meledak
Photo :
- X/@InfosFrancaises
- Jumlah korban jiwa: 2.246
- Badan investigasi: BEA (Bureau d’Enquêtes et d’Analyses)
- Kecelakaan paling mematikan: Air France Penerbangan 447, jatuh di Atlantik, 2009 – 228 tewas
Tragedi AF447 membuka diskusi global soal pelatihan pilot dan teknologi autopilot. Prancis tetap menjadi pemimpin dalam penyelidikan teknis di dunia penerbangan Eropa.
9. Meksiko – 102 kecelakaan fatal
Kecelakaan pesawat di Meksiko
Photo :
- PROTECCIÓN CIVIL DURANGO/TWITTER
- Jumlah korban jiwa: 1.287
- Badan investigasi: DGAC (Direktorat Jenderal Penerbangan Sipil)
- Kecelakaan paling mematikan: Aeromexico Penerbangan 453, dekat MEX, 2014 – 110 tewas
Infrastruktur bandara yang padat dan tekanan lalu lintas tinggi menjadi faktor dominan. Regulasi ketat kini mulai diberlakukan di bandara utama seperti Mexico City.
10. India – 95 kecelakaan fatal
Pesawat Air India Jatuh di Dekat Bandara Ahmedabad
- Jumlah korban jiwa: 2.352
- Badan investigasi: Aircraft Accident Investigation Bureau (AAIB)
- Kecelakaan paling mematikan: Tabrakan di udara antara Saudi Airlines dan Kazakhstan Airlines, Delhi, 1996 – 349 tewas
Kecelakaan udara paling mematikan di India terjadi akibat kegagalan komunikasi pengatur lalu lintas udara. Saat ini, India tengah meningkatkan sistem pengawasan dan navigasi udara untuk menyesuaikan dengan lonjakan lalu lintas penerbangan domestik.
Meningkatnya Keamanan, Namun Tantangan Tetap Ada
Meski data sejarah menunjukkan tingginya angka kecelakaan di beberapa negara, keselamatan penerbangan global telah mengalami kemajuan pesat. Tahun 2023 mencatat tingkat kecelakaan fatal terendah dalam sejarah, sebagian besar berkat:
- Penggunaan teknologi canggih seperti kokpit digital dan sistem autopilot pintar
- Peningkatan pelatihan awak kabin dan pilot
- Implementasi manajemen keselamatan berbasis data
- Regulasi ketat dari organisasi internasional seperti ICAO dan IATA
Namun demikian, risiko dari zona konflik, kesalahan manusia, dan cuaca ekstrem masih menjadi tantangan besar. Oleh karena itu, terus mengembangkan pendekatan berbasis data dan kerja sama lintas negara menjadi kunci untuk menjaga langit tetap aman bagi semua.
Halaman Selanjutnya
Jumlah korban jiwa: 8.505 Badan investigasi: Interstate Aviation Committee (IAC/MAK) Kecelakaan paling mematikan: Aeroflot Penerbangan 3352, Omsk, 1984 – 178 tewas