11 Persen Perusahaan Sudah PHK Massal Gara-gara AI, Goldman Sachs: Gelombang Berikutnya Lebih Besar!

6 hours ago 2

Selasa, 4 November 2025 - 17:10 WIB

Jakarta, VIVA – Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi kecerdasan buatan (AI) telah menjadi salah satu inovasi paling disruptif di dunia kerja modern. Banyak pihak khawatir otomatisasi dan algoritma pintar akan menggantikan jutaan pekerjaan manusia. 

Namun, hasil survei terbaru dari Goldman Sachs menunjukkan bahwa, setidaknya untuk saat ini, hubungan antara penggunaan AI dan pemutusan hubungan kerja (PHK) masih relatif terbatas. 

Meski begitu, para analis memperingatkan bahwa kejutan sesungguhnya baru akan datang beberapa tahun ke depan. Temuan ini datang di tengah gelombang perubahan besar di berbagai sektor, dari teknologi, perbankan, hingga industri manufaktur, yang semuanya berlomba mengadopsi AI. 

Walaupun banyak perusahaan menggunakannya untuk meningkatkan efisiensi, belum banyak yang benar-benar menjadikan AI sebagai alasan utama untuk memangkas jumlah karyawan. Namun, seperti yang ditunjukkan survei Goldman Sachs, tren ini tampaknya akan berubah lebih cepat dari perkiraan.

Survei yang melibatkan lebih dari 100 bankir investasi Goldman Sachs menemukan bahwa hanya 11 persen klien mereka di berbagai sektor, termasuk teknologi, industri, dan keuangan, yang secara aktif mengurangi jumlah karyawan karena adopsi AI. 

Sebaliknya, 47 persen responden menyebut klien mereka memanfaatkan AI terutama untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan, sementara sekitar dua puluh persen fokus pada efisiensi biaya. 

“Penggunaan AI sejauh ini lebih condong untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan daripada mengurangi biaya,” tulis analis yang dipimpin oleh Jan Hatzius, Kepala Ekonom dan Kepala Riset Investasi Global Goldman Sachs, sebagaimana dikutip dari Fortune, Selasa, 4 November 2025.

Namun, survei itu juga menyoroti bahwa tiga puluh satu persen perusahaan di sektor teknologi, media, dan komunikasi telah mulai melakukan PHK akibat AI. Angka ini sejalan dengan gelombang pemutusan kerja massal di industri teknologi dalam beberapa bulan terakhir.

Salah satu contohnya adalah Amazon, yang baru-baru ini mengumumkan pemangkasan 14.000 posisi manajer tingkat menengah sebagai bagian dari restrukturisasi menuju tenaga kerja yang lebih ramping dan berbasis AI. 

Tak hanya itu, raksasa lain seperti Salesforce dan Accenture juga telah melakukan PHK puluhan ribu karyawan dalam beberapa bulan terakhir untuk menyesuaikan diri dengan transformasi digital berbasis kecerdasan buatan.

Halaman Selanjutnya

Gelombang PHK yang dikaitkan dengan AI ini bahkan menarik perhatian Ketua Federal Reserve Jerome Powell, yang menyatakan bahwa bank sentral sedang memantau secara ketat bagaimana adopsi AI dapat memengaruhi lapangan kerja dan ekonomi secara keseluruhan.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |