Moskow, VIVA – Rusia menggempur empat kota Ukraina pada Selasa malam hingga Rabu, 16 Juli 2025, melukai setidaknya 15 orang dalam serangan yang sebagian besar menargetkan infrastruktur energi.
Pengeboman terbaru dalam eskalasi kampanye udara Rusia terhadap wilayah sipil terjadi menjelang tenggat waktu 2 September, yang ditetapkan oleh Presiden AS Donald Trump bagi Kremlin untuk mencapai kesepakatan damai dalam perang tiga tahun tersebut, di bawah ancaman sanksi berat Washington jika tidak tercapai.
Belum ada tanggal yang ditetapkan secara publik untuk kemungkinan putaran ketiga perundingan damai langsung antara delegasi dari Rusia dan Ukraina. Dua putaran sebelumnya juga tidak menghasilkan kemajuan apa pun selain pertukaran tahanan.
VIVA Militer: Drone HESA Shahed 136 militer Rusia
Photo :
- Agence France-Presse (AFP)
Seolah tak peduli dengan ultimatum Trump, Rusia meluncurkan 400 pesawat tanpa awak Shahed dan pesawat nirawak pengalih, serta satu rudal balistik, pada malam hari, kata angkatan udara Ukraina.
Serangan tersebut menargetkan Kharkiv di timur laut, yang merupakan kota terbesar kedua Ukraina, kota kelahiran Presiden Volodymyr Zelenskyy, Kryvyi Rih di Ukraina tengah, Vinnytsia di barat, dan Odesa di selatan.
“Rusia tidak mengubah strateginya,” kata Zelenskyy dilansir AP. “Untuk melawan teror ini secara efektif, kita membutuhkan penguatan pertahanan sistemik: lebih banyak pertahanan udara, lebih banyak pencegat, dan lebih banyak tekad agar Rusia merasakan respons kita.”
Trump pada hari Senin berjanji untuk mengirimkan lebih banyak senjata ke Ukraina, termasuk sistem pertahanan udara Patriot yang vital, dan mengancam akan memberikan sanksi tambahan kepada Rusia. Itu adalah sikap terkeras Trump terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin sejak ia kembali ke Gedung Putih hampir enam bulan yang lalu.
Namun, beberapa anggota parlemen AS dan pejabat pemerintah Eropa menyatakan kekhawatiran bahwa tenggat waktu 50 hari memberi Putin kesempatan untuk merebut lebih banyak wilayah Ukraina sebelum penyelesaian apa pun untuk mengakhiri pertempuran.
Ultimatum AS lainnya kepada Putin dalam beberapa bulan terakhir gagal meyakinkan pemimpin Rusia itu untuk menghentikan invasinya ke negara tetangga Ukraina. Puluhan ribu tentara telah tewas dalam perang tersebut, banyak di antaranya di sepanjang garis depan sepanjang lebih dari 1.000 kilometer (620 mil), dan rentetan serangan Rusia ke berbagai kota telah menewaskan lebih dari 12.000 warga sipil Ukraina, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Institute for the Study of War, sebuah lembaga kajian di Washington, mengatakan pada hari Selasa bahwa "Putin memiliki teori kemenangan yang menyatakan bahwa Rusia dapat mencapai tujuan perangnya dengan terus meraih kemajuan di medan perang tanpa batas waktu dan melampaui dukungan Barat terhadap Ukraina dan kemampuan Ukraina untuk mempertahankan diri."
Trump mengatakan AS menyediakan senjata tambahan untuk Ukraina tetapi negara-negara Eropa yang menanggungnya. Meskipun para pejabat Ukraina dan Eropa merasa lega dengan komitmen AS setelah berbulan-bulan ragu, beberapa berharap Washington akan menanggung sebagian biayanya.
"Kami menyambut baik pengumuman Presiden Trump untuk mengirim lebih banyak senjata ke Ukraina, meskipun kami ingin melihat AS turut menanggung bebannya," kata kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, Selasa. "Jika kami membayar untuk senjata-senjata ini, itu merupakan bentuk dukungan kami."
Halaman Selanjutnya
Trump pada hari Senin berjanji untuk mengirimkan lebih banyak senjata ke Ukraina, termasuk sistem pertahanan udara Patriot yang vital, dan mengancam akan memberikan sanksi tambahan kepada Rusia. Itu adalah sikap terkeras Trump terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin sejak ia kembali ke Gedung Putih hampir enam bulan yang lalu.