AI Mulai Masuk Dunia Perbankan dan Keuangan, Ancaman PHK Massal di Depan Mata?

3 weeks ago 15

Rabu, 29 Oktober 2025 - 10:00 WIB

Jakarta, VIVA – Belakangan ini, kekhawatiran soal masa depan dunia kerja di sektor keuangan semakin mencuat. Banyak pihak menilai kehadiran teknologi kecerdasan buatan (AI) dapat menggantikan pekerjaan manusia, terutama di level analis atau bankir junior. 

Namun, pandangan itu ditepis oleh CEO Goldman Sachs, David Solomon, yang menilai bahwa AI justru menjadi alat pemberdaya manusia, bukan menggantikan sepenuhnya. 

Dalam wawancara eksklusif terbarunya, Solomon menyatakan dirinya optimistis terhadap peran AI di masa depan. Menurutnya, teknologi ini akan mengubah cara kerja analis, associate, hingga investment banker, tetapi bukan berarti jumlah pegawai akan berkurang. 

Bagi Goldman Sachs, AI bukan ancaman, melainkan katalis pertumbuhan dan peningkatan produktivitas di industri keuangan yang kompetitif. “Tidak diragukan lagi bahwa ketika alat-alat ini berada di tangan orang-orang cerdas, hal itu akan meningkatkan produktivitas mereka,” ungkapnya seperti dikutip dari Axios, Rabu, 29 Oktober 2025.

Ia mengakui bahwa kehadiran AI memang akan mengubah pola kerja di berbagai level organisasi, mulai dari analis hingga bankir investasi. Namun, ia menolak anggapan bahwa hal ini akan membuat Goldman Sachs mengurangi jumlah pegawai. 

“Tetapi jika Anda melihatnya dan berasumsi bahwa organisasi seperti Goldman Sachs hanya akan memiliki lebih sedikit orang, saya tidak berpikir itu akan terjadi seperti itu,” ujarnya.

Ilustrasi manajemen data / Artificial Intelligence (AI).

Komentar Solomon ini muncul setelah Goldman Sachs meluncurkan inisiatif baru bertajuk OneGS 3.0, yang berfokus pada pemanfaatan AI untuk meningkatkan efisiensi kerja. Dalam memo internal, disebutkan bahwa teknologi ini akan mengubah cara orang bekerja.

Meski begitu, Solomon menegaskan bahwa perusahaan masih berencana menambah jumlah karyawan ke depan, bukan menguranginya. Menurutnya, kehadiran AI justru akan membuka peluang bagi tenaga kerja dengan kemampuan tinggi. 

“Saya pikir yang dilakukan teknologi ini adalah memberi kami kapasitas untuk menciptakan lebih banyak produktivitas, mengembangkan bisnis kami, sehingga kami membutuhkan lebih banyak orang bernilai tinggi,” katanya. 

“Kami dapat mempekerjakan lebih banyak orang bernilai tinggi untuk memperluas jangkauan kami dan terus tumbuh serta memperlebar bisnis kami.”

Halaman Selanjutnya

Fenomena ini bukan hanya terjadi di Goldman Sachs. Kate Jensen, Chief Revenue Officer dari perusahaan AI terkemuka Anthropic, mengatakan bahwa teknologi AI justru menaikkan standar kinerja timnya. 

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |