Senin, 10 Maret 2025 - 19:30 WIB
VIVA – Pada saat militer Ukraina berupaya keras mempertahankab posisinya di Oblast (Provinsi) Kursk, Rusia, bencana malah datang setelah Amerika Serikat (AS) menghentikan pembagian informasi intelijen.
VIVA Militer melaporkan dalam berita sebelumnya, pasukan Rusia berhasil merebut kembali lusinan desa di Kursk. Bahkan, anak buah Vladimir Putin dikabarkan telah menduduki kembali 2/3 wilayah perbatasan.
Keberhasilan unit militer Rusia yang didukung oleh tentara Korea Utara (Korut) tak lepas dari berhentinya informasi intelijen dari AS.
Tanpa dukungan informasi intelijen, kekuatan Angkatae Bersenjata Ukraina (AFU) menurun drastis. Korban jiwa hingga kerugian teritorial jadi dampak serius yang harus ditelah pasukan Volodymyr Zelensky.
VIVA Militer: Pasukan Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU)
Photo :
- AP/Evgeniy Maloletka
"Penghentian sementara pembagian informasi intelijen AS dengan Ukraina baru-baru ini telah melemahkan kemampuan pertahanan Kiev," ujar seorang pejabat Ukraina yang identitasnya dirahasiakan.
"Yang mengakibatkan banyaknya korban jiwa dan kerugian teritorial. Terutama di wilayah pendudukan Kursk Rusia dan merosotnya moral," katanya dikutip VIVA Militer dari Time.
Sumber lainnya menyebut jika kurangnya informasi intelijen AS secara langsung berakibat pada tewasnya ratusan warga Ukraina.
"Ratusan warga Ukraina tewas. Masalah terbesar adalah moral karena Kiev tidak mampu menggunakan secara efektif beberapa senjata terkuatnya yang dipasok oleh Barat, ucap sumber tersebut dilansir VIVA Militer dari Russia Today.
VIVA Militer: Pasukan Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU)
Photo :
- Agence France-Presse (AFP)
Di sisi lain, militer Rusia telah membuat kemajuan pesat di wilayah tersebut. Gerak maju pasukan Rusia dan Korut bertujuan untuk memutus jalur pasokan Ukraina ke wilayah tersebut.
Ambisi Zelensky memegang kendali penuh atas Kursk untuk dijadikan bahan tawar-menawar jika ada proses perundingan, saat ini hampir pasti gagal.
Halaman Selanjutnya
"Ratusan warga Ukraina tewas. Masalah terbesar adalah moral karena Kiev tidak mampu menggunakan secara efektif beberapa senjata terkuatnya yang dipasok oleh Barat, ucap sumber tersebut dilansir VIVA Militer dari Russia Today.