Jakarta, VIVA – Eks Gubernur Jakarta, Anies Baswedan mengatakan, ketimpangan di Tanah Air bukan sekadar takdir, tapi buntut kebijakan yang tidak pernah diselesaikan secara serius.
"Ketimpangan itu bukan sekadar takdir, ketimpangan itu adalah satu efek kebijakan yang diwariskan turun-temurun dan tidak pernah diselesaikan secara serius. Karena itulah sekarang sudah saatnya kita menyelesaikan soal ketimpangan yang ada di negeri kita, mulai dengan kota-kota kita," kata Anies, Jumat, 6 Juni 2025.
Lantas, pria yang pernah jadi Mendikbud ini mengungkap contoh ketimpangan di Tanah Air yang ia maksud. Salah satunya perbedaan materi rakyat. Kata dia, hal ini adalah pekerjaan rumah yang belum selesai.
"Ada ketimpangan yang sering kali ekstrem, di satu sisi ada restoran yang sekali makan mungkin sama dengan gaji sebulan pekerja. Di sisi lain, kita menyaksikan orang yang sangat sulit untuk mencari kehidupan ada yang sebelum subuh sudah jualan sayur di jalan yang sama dilewati mobil mewah yang barangkali penghasilannya berlipat kali," ujar dia.
Anies di Masjid Al Azhar
Photo :
- VIVA.co.id/Foe Peace Simbolon
Sebelumnya diberitakan, mantan Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022, Anies Rasyid Baswedan, menyampaikan pesan tentang pentingnya kesetaraan di Indonesia. Hal tersebut disuarakan saat Anies menyampaikan khutbah Idul Adha 1446 H/2025 di Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta Selatan.
"Saat ini, kita menyaksikan jutaan manusia berpakaian ihram di tanah suci, kita disadarkan pada hakikat kemanusiaan, semua setara, tidak ada pembesar dan rakyat kecil, tak ada raja tak ada hamba sahaya, tak ada kaya tak ada miskin, hanya semua manusia di hadapan Allah," kata Anies dalam khutbah di Jakarta, Jumat.
Menurut Anies, di saat yang sama pada saat jemaah melaksanakan salat Ied di Masjid Agung Al-Azhar, jutaan jemaah haji sedang menjalankan rukun haji di tanah suci.
Anies menerangkan, semua jemaah haji mengenakan dua helai kain putih. Namun, sekembalinya dari haji, kesetaraan itu seolah menguap di kota-kota.
"Di satu sisi restoran mewah dengan penuh pengunjung, di sisi lain anak-anak memeluk sampah demi sesuap nasi. Mobil-mobil mewah melintas di jalan yang sama dengan gerobak pedagang sayur yang mulai bekerja sebelum subuh," jelasnya.
Dia menerangkan, itu bukan pemandangan di negeri asing, itu adalah pemandangan di halaman rumah sendiri, sementara kota selalu menjadi tanda dari kesehatan dari peradaban lebih luas.
Dalam sejarah Islam, peradaban dibangun dan diawali dengan menata ulang sebuah kota.
Kemudian, dia menyoroti orang-orang Yunani yang menggambarkan kota ditata dengan baik dengan menghadirkan kebaikan dan keadilan adalah tanda peradaban yang sehat.
Halaman Selanjutnya
Menurut Anies, di saat yang sama pada saat jemaah melaksanakan salat Ied di Masjid Agung Al-Azhar, jutaan jemaah haji sedang menjalankan rukun haji di tanah suci.