Apakah Betul Ada Gesekan Internal di Timnas Indonesia?

• 

• Sport

Selasa, 14 Oktober 2025 - 00:10 WIB

VIVA – Setelah kekalahan beruntun dalam putaran keempat kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, isu tentang adanya konflik internal di tubuh Timnas Indonesia kembali mengemuka. Manajer tim nasional, Sumardji, akhirnya angkat bicara saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, menanggapi kabar yang menyebut ada “keretakan” dalam ruang ganti tim.

Dalam dua laga terakhir, Indonesia menelan kekalahan: 2–3 melawan Arab Saudi dan 0–1 dari Irak. Hasil tersebut menjerumuskan tim ke posisi terbawah Grup B, sehingga otomatis gugur dari persaingan. Kekalahan ini memicu spekulasi bahwa tekanan di ruang ganti makin meningkat.

“Jadi begini, kalau berbicara soal ruang ganti sebenarnya begini ya. Ruang ganti itu setiap kita mengalami kekalahan, itu pasti ada situasi yang sulit. Ya, sekali lagi, setiap kita mengalami kekalahan, itu pasti ada situasi yang sulit,” kata Sumardji dikutip VIVA dari Antara Selasa, 14 Oktober 2025.

Kontroversi Unggahan Justin Hubner

Salah satu pemicu isu internal adalah unggahan dari pemain Justin Hubner, yang tidak diturunkan dalam laga melawan Arab Saudi. Setelah pertandingan tersebut, ia membagikan ulang postingan sang kekasih, bertuliskan “Kita semua bisa sepakat siapa yang seharusnya berada di lapangan.”

Menurut Sumardji, postingan itu memang tidak salah, namun tak dapat dibenarkan juga.

“Benarnya dia merasa bahwa jiwa nasionalnya dia, patriotnya dia terpanggil. Kenapa kita kalah dengan Saudi? Itu yang pertama. Terus yang kedua, dari salahnya, kenapa itu harus disampaikan ke publik? Mestinya harusnya sampaikan itu di internal,” jelas Sumardji.

“Dan saya sudah bicara sama Justin, Justin juga sudah mengunggah permintaan maaf itu,” tambah dia.

Isu internal di Timnas Indonesia sejatinya bukan sesuatu yang asing dalam dunia tim olahraga ketika berada di bawah tekanan. Yang membedakan adalah bagaimana manajemen merespon dan memperbaikinya. Berdasarkan pernyataan Sumardji, konflik internal itu ada, namun dinyatakan sebagai hal yang wajar dalam tekanan, bukan sebagai keretakan tak terobati.