Gaza City - Pemerintah Kota Gaza melaporkan pada Jumat, 7 Februari 2025, bahwa badai yang tengah melanda Jalur Gaza telah menyebabkan kerusakan parah pada tenda-tenda yang dihuni oleh keluarga pengungsi Palestina, sehingga makin memperburuk penderitaan mereka.
Dalam pernyataannya kepada Anadolu, juru bicara pemerintah kota, Hosni Mahna, mengatakan, "Hujan lebat dan angin kencang telah menerjang tempat-tempat penampungan serta kamp darurat, menyebabkan puluhan tenda terbang dan merusak banyak lainnya yang kini terendam banjir."
Ia menambahkan bahwa "kota Gaza sangat membutuhkan 120.000 tenda atau unit hunian yang layak."
Wilayah di bagian timur dan barat Gaza Utara menyaksikan gelombang pengungsian warga Palestina pada Sabtu malam, 5 Oktober 2024, di tengah pemboman udara dan artileri intensif Israel, menurut laporan seorang wartawan Anadolu.
Mahna menjelaskan bahwa meskipun kondisi di Gaza sangat sulit, tim dari pemerintah kota terus memantau situasi.
Namun, ia menekankan bahwa keterbatasan sumber daya akibat hancurnya infrastruktur akibat serangan Israel yang terus berlangsung membuat respons terhadap kebutuhan para pengungsi makin sulit.
"Apa yang kita saksikan saat ini adalah bencana kemanusiaan yang nyata," ujar Mahna.
"Keluarga-keluarga yang kehilangan rumah kini hidup dalam kondisi tragis tanpa solusi yang memadai untuk melindungi mereka dari musim dingin yang membekukan."
VIVA Militer: Pengungsi Gaza di kota Rafah
Mahna menyerukan kepada organisasi internasional dan kemanusiaan untuk segera mengambil tindakan guna menyelamatkan ribuan keluarga yang tengah menghadapi kesulitan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Dalam beberapa hari terakhir, cuaca buruk telah melanda Gaza, merobohkan puluhan tenda pengungsi, menurut otoritas setempat.
Pada 19 Januari, gencatan senjata mulai berlaku di Gaza, menghentikan perang genosida Israel yang telah menewaskan lebih dari 47.500 orang dan meninggalkan wilayah itu dalam kehancuran. (ant)
Halaman Selanjutnya
"Apa yang kita saksikan saat ini adalah bencana kemanusiaan yang nyata," ujar Mahna.