Jakarta, VIVA - Musibah banjir dan longsor terjadi di sejumlah wilayah Tanah Air di bulan Juli 2025. Kondisi itu memicu keprihatinan dari DPR terutama Komisi V yang membidangi masalah infrastruktur hingga mitigasi bencana.
Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Andi Iwan Darmawan Aras meminta seluruh pihak terkait untuk proaktif dan melakukan mitigasi dalam penanganan bencana alam secara optimal.
"Kami harap kementerian/lembaga terkait lebih optimal lagi dalam melakukan mitigasi bencana. Didalami apa penyebab banjirnya selain curah hujan yang tinggi,” kata Iwan Aras, dikutip pada Jumat, 11 Juli 2025.
Dia bilang jika penyebab banjir yang disebabkan sungai-sungai, tentu akan meminta Kementerian PU ataupun Dirjen SDA untuk mengambil langkah-langkah konkret. "BMKG juga harus aktif dalam melakukan mitigasi,” lanjut Iwan Aras.
Tim SAR evakuasi warga terdampak banjir di Karawang.
Iwan juga meminta Pemda untuk siaga bencana, terutama di wilayah rentan yang kerap terjadi bencana alam.
“Pastikan tim siaga bencana di setiap daerah selalu siap. Dan, yang paling utama adalah bantuan evakuasi kepada warga terdampak. Keselamatan warga harus menjadi prioritas,” jelas Iwan.
Iwan Aras pun mendesak instansi terkait untuk memperkuat sistem peringatan dini sebagai penanggulangan bencana untuk mengurangi korban jiwa. Apalagi bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) juga sudah mulai ditemukan di wilayah Sumatera.
"Jangan sampai bencana terjadi tanpa ada peringatan sama sekali," jelas Iwan.
Dia pun meminta kementerian/lembaga untuk bekerja keras menyikapi banyaknya bencana yang terjadi di sejumlah daerah. Termasuk, kata Iwan, untuk segera mengatasi dampak bencana terhadap fasilitas umum seperti jembatan dan akses jalan.
"Tentu kita akan meminta Kementerian PU untuk berkoordinasi dengan dinas PU provinsi atau kabupaten/kota supaya fasum terdampak bencana segera diperbaiki sehingga aktivitas masyarakat bisa segera kembali normal," tutur Iwan Aras.
Lebih lanjut, Iwan Aras juga menyampaikan keprihatinan atas kondisi warga terdampak banjir di Kelurahan Lepo Lepo, Kecamatan Baruga, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Warga terdampak mulai mengeluhkan berbagai gangguan kesehatan di tengah keterbatasan fasilitas dan logistik di posko pengungsian.
“Kita tidak bisa terus-menerus hanya merespons bencana secara reaktif," ujarnya.
Sebab, ia menyoroti warga yang sudah mengungsi selama beberapa hari, dan mulai mengalami gangguan kesehatan seperti demam, diare, penyakit kulit, bahkan kekurangan air bersih dan obat-obatan dasar.
"Maka ini menjadi indikator bahwa koordinasi dan kesiapsiagaan masih harus diperbaiki,” tutur Iwan Aras.
Iwan juga menilai pentingnya pemenuhan kebutuhan psikososial dan keamanan di lokasi pengungsian warga terdampak bencana.
“Termasuk penyediaan selimut, alas tidur, pakaian bersih, serta perlindungan dari paparan cuaca ekstrem yang justru memperburuk kondisi kesehatan warga,” sebut Legislator dari Dapil Sulawesi Selatan II itu.
Selain banjir, bencana longsor juga terjadi di sejumlah wilayah di Tanah Air. Seperti di Kabupaten Tanggamus, Lampung dan Kabupaten Sinjai, Sulsel yang tak hanya menyebabkan banyak rumah warga dan fasilitas umum rusak, tapi juga menyebabkan 2 warga luka berat.
Di Jawa Barat, bencana longsor terjadi di Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Bogor. Longsor di Bandung Barat menyebabkan seorang warga meninggal dunia.
Bencana longsor di sejumlah daerah menyebabkan kerusakan rumah warga dan fasilitas umum.
Pun, bencana banjir terjadi di sejumlah daerah seperti di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Kabupaten Buol dan Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, serta Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Banjir besar juga melanda Kendari, Sulawesi Tenggara, sejak pekan lalu yang menyebabkan sejumlah daerah di wilayah tersebut lumpuh.
Selain itu, banjir bandang juga sempat melanda wilayah Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan pada akhir pekan lalu dipicu hujan dengan intensitas tinggi.
Banjir juga merendam Kota Mataram dan Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Sejumlah warga terpaksa mengungsi ke tempat-tempat yang lebih tinggi. Banjir di Kota Mataram dan Lombok Barat juga menelan korban jiwa di mana 2 orang warga tewas akibat tersengat listrik.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga melaporkan angin puting beliung disertai hujan deras menerjang Kabupaten Toli-toli, Sulteng, di mana kejadian ini menyebabkan sejumlah warga luka-luka dan puluhan KK terdampak.
Wilayah di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) juga tak luput dari bencana banjir. Selain hujan dengan intensitas tinggi, banjir di Jabodetabek juga disebabkan lantaran luapan air sungai hingga tanggul jebol.
Imbas banjir, banyak warga di wilayah Jabodetabek terpaksa harus mengungsi karena rumahnya teredam air yang cukup tinggi.
Halaman Selanjutnya
Iwan Aras pun mendesak instansi terkait untuk memperkuat sistem peringatan dini sebagai penanggulangan bencana untuk mengurangi korban jiwa. Apalagi bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) juga sudah mulai ditemukan di wilayah Sumatera.