Jakarta, VIVA – Sebuah konsorsium Korea Selatan yang dipimpin oleh LG telah memutuskan untuk menarik proyek membangun rantai pasokan baterai kendaraan listrik (EV) di Indonesia. Menteri BUMN Erick Thohir, melihat itu tak memberikan dampak besar.
Menurut Erick, percepatan untuk mendorong pembangunan rantai pasok ekosistem baterai kendaraan listrik atau electric vehicles (EV) di Indonesia masih aman.
"Ya tentu, keputusan dari LG tidak mengurangi percepatan kami mendorong pembangunan rantai pasok (supply chain) yang menguntungkan ekosistem di Indonesia," ujar Erick Thohir, dikutip dari Antara.
[dok. Menteri BUMN, Erick Thohir, di acara peluncuran Bank Emas, di Menara Gade, Jakarta, Rabu, 26 Februari 2025]
Photo :
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Hal ini dikarenakan kolaborasi pembangunan ekosistem baterai EV dengan Volkswagen, CBL China lalu juga dari Ford Motor masih berjalan.
Hal ini dikarenakan kolaborasi pembangunan ekosistem baterai EV dengan Volkswagen, CBL China lalu juga dari Ford Motor masih berjalan. Lalu ada beberapa negara yang potensial untuk ditawarkan seperti Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab (UEA), Jepang dan Amerika Serikat.
"Tinggal lahan yang memang tadinya Korea Selatan berkenan, kita bisa tawarkan lagi kepada berbagai pihak," kata Erick.
"Dan juga tentu kita membuka luas kerja sama dengan Amerika Serikat, apalagi sedang ada pembicaraan bagaimana hubungan dagang Indonesia-Amerika. Kita terbuka, yang penting percepatan daripada momentum," ujar Erick.
Sebelumnya, LG membatalkan proyek baterai EV di Indonesia senilai sekitar US$7,7 miliar, atau sekitar Rp130 triliun. Dilansir dari situs Yonhap, menyebutkan bahwa konsorsium telah memutuskan untuk menarik proyek tersebut, setelah berkonsultasi dengan pemerintah Indonesia.
Ini dikarenakan adanya pergeseran dalam lanskap industri, khususnya apa yang disebut jurang EV, yang merujuk pada perlambatan sementara atau dataran tinggi dalam permintaan EV global.
"Mempertimbangkan kondisi pasar dan lingkungan investasi, kami telah memutuskan untuk keluar dari proyek," kata seorang pejabat dari LG Energy Solution.
"Namun, kami akan melanjutkan bisnis kami yang ada di Indonesia, seperti pabrik baterai Hyundai LG Indonesia Green Power (HLI Green Power), usaha patungan kami dengan Hyundai Motor Group," lanjutnya.
Halaman Selanjutnya
"Dan juga tentu kita membuka luas kerja sama dengan Amerika Serikat, apalagi sedang ada pembicaraan bagaimana hubungan dagang Indonesia-Amerika. Kita terbuka, yang penting percepatan daripada momentum," ujar Erick.