Malang, VIVA – Maraknya kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang dokter pada pasien juga terjadi di Malang. Seorang wanita berinisial QAR mengaku menjadi korban pelecehan seksual oleh seorang dokter saat dia dirawat di sebuah rumah sakit swasta di Kota Malang pada 2022 silam.
Kasus ini bermula saat QAR akhirnya berani bersuara lewat media sosial. Dia menjelaskan saat itu dia sakit sinusitis dan vertigo berat sehingga pergi ke IGD terdekat. Disana dia di rontgen hingga diminta mencatat nomor rumah sakit yang ternyata nomor doktor berinisial AY yang memeriksa dirinya.
Ilustrasi korban pelecehan seksual.
Dari sini dokter sering mengirim pesan pada QAR meski tidak direspons. Dugaan pelecehan terjadi saat AY sembari membawa stetoskop meminta QAR membuka baju hingga terbuka dengan dalih memeriksa jantung namun stetoskop ditempatkan pada Payudara sebelah kanan. Pasien mulai tidak nyaman saat sang dokter tampak bermain telpon seluler yang diduga merekam video hingga memfoto bagian tubuh QAR.
Informasi yang beredar AY adalah dokter yang bertugas di Persada Hospital Malang. Hal ini terkonfirmasi lewat Supervisor Humas Persada Hospital, Sylvia Kitty Simanungkalit yang menyatakan dokter yang bersangkutan adalah dokter di Persada Hospital.
"Terkait pemberitaan yang beredar, kami mengkonfirmasi bahwa yang bersangkutan adalah dokter di Persada Hospital," kata Kitty, Rabu, 16 April 2025.
Ilustrasi dokter/rumah sakit.
Kitty mengatakan, saat ini, yang bersangkutan telah dinonaktifkan sementara sambil menunggu proses investigasi internal yang sedang berjalan. Persada Hospital menolak dengan tegas segala bentuk pelanggaran etik.
"Kami telah membentuk Tim Investigasi Internal untuk menelusuri kasus ini secara menyeluruh. Apabila terbukti, kami akan menindak tegas pelaku sesuai hukum yang berlaku. Kami tetap berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang professional dan bermutu kepada masyarakat," ujar Kitty.
Halaman Selanjutnya
Kitty mengatakan, saat ini, yang bersangkutan telah dinonaktifkan sementara sambil menunggu proses investigasi internal yang sedang berjalan. Persada Hospital menolak dengan tegas segala bentuk pelanggaran etik.