Jakarta, VIVA – Film Komang berhasil mencuri perhatian penonton Indonesia sejak tayang perdana pada 31 Maret 2025 lalu. Drama romantis arahan sutradara Naya Anindita dan produksi Starvision ini sukses meraih predikat box office dengan jumlah penonton yang telah mencapai lebih dari 2 juta hingga pertengahan April 2025.
Film yang dibintangi oleh Kiesha Alvaro dan Aurora Ribero ini mengangkat kisah cinta yang terinspirasi dari perjalanan hidup komedian dan musisi Raim Laode bersama istrinya, Komang Ade Widiandari. Mengambil latar perbedaan budaya dan keyakinan, film ini menghadirkan pesan toleransi yang kuat, di tengah dinamika kehidupan masyarakat Indonesia yang majemuk. Scroll lebih lanjut ya.
Penulis naskah film Komang, Evelyn Afnilia, menyampaikan kebahagiaannya atas sambutan positif penonton terhadap film ini. Pembelajaran yang diambil dalam proses kreatif film ini, kini bisa dirasakan juga oleh penonton.
“Yang pasti seneng banget karena bisa diterima sama penonton Indonesia. Film ini jadi titik balik saya sebagai penulis, karena dalam prosesnya sendiri, banyak pembelajaran yang saya dapet. Tentang toleransi, cinta, dan kekuatan yang lebih besar dari kita,” ujar Evelyn saat dihubungi melalui telepon.
Ketika ditanya mengenai adaptasi film dari lagu populer berjudul "Komang" karya Raim Laode, Evelyn mengungkapkan tantangan yang dirasakannya. Karena seperti diketahui, bukan hal mudah untuk mengubah sebuah lagu menjadi film layar lebar.
“Jujur waktu pertama ditawarin itu senang sekaligus ada beban yang tinggi juga, karena tau lagunya kan hits banget, sampe banget ke hati,” tambahnya.
Evelyn merasa lega karena film dan lagu tersebut mampu bersinergi dengan baik, menciptakan harmoni yang indah di kalangan penonton. Hasilnya, film itu sudah disaksikan sebanyak lebih dari 2 juta penonton dan akan terus bertambah.
“Sekarang lega banget karena banyak dapet respons positif bahwa filmnya dan lagunya bisa bersinergi dan jalan beriringan. Banyak hati yang tersentuh dan itu apresiasi paling tinggi buat saya,” ungkap Evelyn lebih lanjut.
Evelyn juga menyoroti bahwa film Komang mengangkat isu perbedaan tanpa menimbulkan diskriminasi.
“Film Komang ini ngomongin perbedaan, tapi tidak membeda-bedakan. Indonesia itu beragam. Manusia itu dinamis. Daripada mengedepankan perbedaan, saya lebih suka ngomongin toleransi, dan alhamdulillahnya, banyak penonton yang juga bisa menikmati itu,” ujarnya.
Selain itu, Evelyn menyampaikan harapan untuk dunia perfilman Indonesia ke depannya.
“Semoga film Indonesia bisa terus jadi tuan rumah, bisa terus bertumbuh, dan memberikan tontonan yang punya makna di dalamnya,” tutup Evelyn.
Halaman Selanjutnya
Evelyn merasa lega karena film dan lagu tersebut mampu bersinergi dengan baik, menciptakan harmoni yang indah di kalangan penonton. Hasilnya, film itu sudah disaksikan sebanyak lebih dari 2 juta penonton dan akan terus bertambah.