Jakarta, VIVA – Data State of the Global Islamic Economy Report 2024/25 (SGIE) mencatat, pengeluaran konsumen Muslim global di sektor ekonomi syariah mencapai US$2,43 triliun (Rp40.646 triliun) pada 2023.
Aset keuangan Islam juga menyentuh US$4,93 triliun (Rp82.464 triliun) dan diproyeksikan tumbuh hingga US$7,53 triliun (Rp126 ribu triliun) di 2028.
Indonesia masuk lima besar negara dengan ekosistem ekonomi Islam terkuat. Melihat peluang tersebut, PT Bank BCA Syariah menargetkan menjadi bank devisa pada 2026.
Status ini akan membuka ruang bagi anak usaha PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) tersebut untuk memfasilitasi transaksi valuta asing (valas) nasabah, mulai dari simpanan hingga jual beli valas.
"Tapi bertahap ya. Sekarang lagi tahap menyiapkan perizinan ke OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan BI (Bank Indonesia)," ungkap Direktur Utama BCA Syariah Yuli Melati Suryaningrum.
Sebagai bank devisa, BCA Syariah akan menyiapkan fitur-fitur pendukung agar nasabah dapat mengelola kebutuhan valas lebih mudah.
Di saat bersamaan, perseroan juga memperkuat produk sosial berbasis syariah, terutama crowdfunding dan wakaf.
BCA Syariah resmi mengantongi izin sebagai Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf Uang (LKSPWU) sejak Juli 2025. Status ini memberi kewenangan menghimpun wakaf dari masyarakat.
Langkah BCA Syariah memperluas layanan bank devisa sekaligus memperkuat wakaf uang dinilai selaras dengan pertumbuhan pesat industri keuangan syariah global.
Tren digitalisasi dan meningkatnya permintaan dari generasi muda Muslim menjadi pendorong utama. Sebagai informasi, hingga September 2025, aset perseroan tumbuh 20,3 persen secara tahunan (year on year/YoY) mencapai Rp18,1 triliun.
Pertumbuhan positif juga tercermin dari meningkatnya kepercayaan nasabah, dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) BCA Syariah sebesar 24,2 persen YoY menjadi Rp14,2 triliun.
Fungsi intermediasi perbankan tersalurkan dengan baik, yang tercermin pada pertumbuhan pembiayaan 17 persen YoY mencapai Rp12,2 triliun di semua segmen pembiayaan, baik komersial maupun konsumer.
                    
Arah Baru Perbankan Syariah, Tak Lagi Sekadar Cari Untung
Direktur Pengaturan dan Pengembangan Perbankan Syariah OJK Nyimas Rohmah menegaskan, arah pengembangan perbankan syariah kini bergeser dari sekadar mengejar keuntungan.
                      
VIVA.co.id
4 November 2025

                        6 hours ago
                                2
                    








