Graz, VIVA – Sebuah bom pipa ditemukan kepolisian selama menggeledah rumah pelaku penembakan sebuah sekolah di Kota Graz, Austria. Hal itu disampaikan oleh polisi setempat, pada Rabu, 11 Juni 2025.
Menurut Direktorat Kepolisian Negara Bagian Styria, alat peledak rakitan itu ditemukan pada Selasa, 10 Juni 2025, tak lama setelah penyerang berusia 22 tahun itu menembak dirinya sendiri hingga tewas menyusul insiden penembakan brutal di sekolah.
Melansir dari ANews, pihak berwenang juga menemukan video perpisahan yang dikirim pelaku kepada ibunya, disertai catatan bunuh diri.
Juru bicara kepolisian Sabri Yorgun mengatakan, tersangka memperoleh senapan dan pistol yang digunakan dalam serangan itu secara legal. "Dia seharusnya tidak membawa kedua senjata itu dalam kondisi apa pun,” kata Yorgun.
Petugas medis mengevakuasi korban penembakan di Graz Austria
Sementara beberapa media memberitakan pelaku mungkin pernah diganggu di masa lalu atau korban bullying, namun polisi menolak mengonfirmasi hal ini. Rincian lebih lanjut tentang waktunya di sekolah tersebut masih belum jelas.
Sementara itu, otoritas Austria telah melaporkan serangkaian ancaman yang terinspirasi oleh serangan tersebut. Franz Ruf, direktur jenderal Keamanan Publik, mengatakan kepada penyiar publik O1 pada Rabu pagi bahwa beberapa pelaku peniru telah membuat ancaman setelah penembakan tersebut.
Polisi Styria mengonfirmasi bahwa penyelidikan sedang dilakukan. Namun polisi menahan diri untuk tidak menggambarkan para tersangka sebagai peniru.
"Tidak ada lagi penembakan, tetapi ada tersangka yang kini memanfaatkan fakta bahwa insiden semacam itu pernah terjadi," ucap Yorgun.
Menurut polisi, jumlah korban tewas akibat penembakan di sekolah di Graz pada Selasa itu telah meningkat menjadi 11 orang, termasuk tersangka penembak.
Penembakan itu terjadi di sebuah sekolah sekitar pukul 10 pagi waktu setempat. Tiga hari berkabung nasional juga telah diumumkan yang dimulai pada Rabu pagi.
Halaman Selanjutnya
Polisi Styria mengonfirmasi bahwa penyelidikan sedang dilakukan. Namun polisi menahan diri untuk tidak menggambarkan para tersangka sebagai peniru.