Jakarta Terancam Tenggelam, Pramono Bakal Larang Warga Pakai Air Tanah di Daerah Muara Angke

22 hours ago 5

Jumat, 13 Juni 2025 - 00:02 WIB

Jakarta, VIVA – Gubernur Jakarta Pramono Anung menyampaikan bahwa pihaknya bakal membuat aturan mengenai larangan untuk menggunakan air tanah bagi warga yang bertempat tinggal di sekitar lokasi pembangunan Tanggul Laut di kawasan Muara Angke, Jakarta Utara.

Pramono mengatakan hal tersebut dikarenakan tanah yang berada di kawasan Muara Angke terus mengalami penurunan dan berisiko mempercepat ancaman Jakarta tenggelam.

“Di daerah ini nanti termasuk daerah yang akan kami buat aturan untuk air tanahnya tidak diambil. Sebab begitu air tanah diambil ini menjadi dan mempercepat turunnya permukaan tanah,” ujar Pramono di Muara Angke, Kamis, 12 Juni 2025.

Pembangunan Tanggul Laut di Pantai Jakarta

Photo :

  • ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Pramono menilai bahwa hal tersebut merupakan hal yang berbahaya bagi masyarakat sekitar pantai Utara Jakarta itu.

Nantinya, Pramono melanjutkan, apabila aturan larangan mengenai penggunaan air tanah sudah diberlakukan, Pemerintah Provinsi Jakarta bakal memasok air bersih Muara Angke untuk memenuhi kebutuhan warga.

“Kami akan segera mendistribusikan air bersih di daerah ini. Karena sekarang ini sudah dikerjakan oleh PAM JAYA ya,” ucap Pramono.

Pemerintah Provinsi Jakarta sendiri meresmikan pembangunan tanggul untuk menahan rob yang berada di kawasan Muara Angke pada hari Kamis ini.

Pembangunan tersebut menjadi langkah awal dan merupakan bagian dalam mendukung pembangunan Tanggul Laut Raksasa alias Giant Sea Wall (GSW) atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) yang merupakan gagasan dari pemerintah pusat.

Tanggul yang berada di kawasan Muara Angke itu akan dibangun terlebih dahulu pada tahun 2025 ini dengan panjang 1,4 kilometer dan dengan tinggi 2,5 meter. Ketinggian itu sudah lebih tinggi dari rata-rata ketinggian ombak laut.

“Hari ini kita akan bangun tanggul kurang lebih 1,4 kilo dan tanggulnya dinaikkan 2,5 ya? Plus 2,5. Artinya kalau plus 2,5 maka ada upaya untuk menahan kalau kemudian air robnya naik sampai dengan 2,5, diatas 2,5. Sekarang ini elevasinya (ketinggian ombak) kurang lebih 1,8,” tutur Pramono.

Pramono berharap pembangunan tanggul tersebut tanggul bisa rampung pada bulan Desember 2025. Dan selanjutnya pembangunan tanggul lanjutan di tahun 2026 sepanjang 1 kilometer.

“Tahun depan kami akan membangun kembali 1 kilo sehingga 2,4 kilo di tempat ini. Betul-betul hal yang berkaitan dengan banjir rob mudah-mudahan akan tertangani secara baik,” jelas dia.

Halaman Selanjutnya

Pemerintah Provinsi Jakarta sendiri meresmikan pembangunan tanggul untuk menahan rob yang berada di kawasan Muara Angke pada hari Kamis ini.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |