Jakarta, VIVA – Presiden China Xi Jinping memperluas investasi bersama dengan Rusia dan menegaskan komitmen Beijing untuk memajukan hubungan bilateral dengan Moskow meskipun kondisi eksternal bergejolak.
Hal tersebut diungkapkan Xi Jinping saat bertemu dengan Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin di Balai Agung Rakyat, Beijing, China.
Pertemuan itu sehari setelah Perdana Menteri China Li Qiang mengadakan pertemuan dengan Mishustin di Hangzhou.
"Kami ingin memperkuat kerja sama dengan Rusia dan mempertahankan kepentingan keamanan bersama," tegasnya, seperti dikutip dari situs Reuters, Selasa, 4 November 2025.
Moskow telah menyoroti pentingnya kunjungan Mishustin pada saat Rusia berada di bawah sanksi besar Barat pimpinan Amerika Serikat (AS) atas perangnya di Ukraina sejak Februari 2022, dan berupaya membendung perlambatan perdagangan baru-baru ini dengan China.
"Hubungan kedua negara tetap berada di jalur menuju pembangunan yang lebih tinggi tingkatnya dan lebih berkualitas, maju dengan mantap meskipun lingkungan eksternal bergejolak. Menjaga, mengonsolidasikan, dan mengembangkan hubungan China dan Rusia merupakan pilihan strategis bagi kedua belah pihak," kata Xi Jinping.
Ia juga menyoroti industri-industri seperti energi, pertanian, kedirgantaraan, ekonomi digital, dan pembangunan hijau di mana kedua negara dapat memajukan kerja sama dan membina mesin pertumbuhan baru.
Presiden Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani kemitraan "tanpa batas" pada Februari 2022, beberapa hari sebelum Moskow mengirim puluhan ribu pasukan ke Ukraina.
Sejak saat itu, Rusia beralih ke China untuk mengurangi dampak sanksi, dengan menyoroti rekor perdagangan, peningkatan penyelesaian dalam Yuan, dan pendalaman kerja sama energi.
Namun, perdagangan bilateral telah menurun dalam beberapa bulan terakhir karena China menghadapi tekanan AS atas perdagangan dan teknologi.
Bahkan, perusahaan minyak negara China menangguhkan pembelian minyak Rusia yang diangkut melalui laut menyusul sanksi AS terhadap Rosneft dan Lukoil, dua perusahaan minyak terbesar Moskow.
"Kedua negara sepakat untuk memperkuat kerja sama di semua bidang dan menanggapi tantangan eksternal dengan tepat," tutur Mishustin.
Rusia juga menegaskan kembali kepatuhannya pada prinsip "Satu China" dan penentangan terhadap kemerdekaan Taiwan.
Presiden Ingin Anggaran Pertahanan dan AI Melesat, Mau Sejajar dengan AS dan China
Presiden menginginkan anggaran pertahanan dan AI melesat. Mau sejajar dengan AS dan China. Tinggal tunggu ketok palu parlemen.
VIVA.co.id
4 November 2025

5 hours ago
1









